Puluhan Hektare Lahan Pertanian Mulai Mengering

MENGERING: Beginilah kondisi lahan pertanian warga yang ditanami padi sudah mulai mengering, Sabtu (3/6). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYAPuluhan hektare lahan pertanian di Desa Labulia Kecamatan Jonggat, mulai mengalami kekeringan memasuki musim kemarau tahun ini. Kondisi ini menyebabkan tanah di areal persawahan petani mulai retak-retak akibat tidak adanya suplai air serta tanaman padi mulai mengering.

Selain karena curah hujan yang minim, kekeringan juga disebabkan adanya perbaikan irigasi, sehingga suplai air dari bendungan Batujai menuju sawah warga menjadi tersendat. Akibatnya, jika dalam waktu dekat tidak ada suplai air, maka tanaman padi para petani terancam gagal panen. Sehingga para petani berharap agar pemda segera mengalirkan air dari bendungan Batujai ke saluran irigasi yang menuju areal persawahan, agar tanaman padi mereka tidak gagal panen.

Salah seorang petani asal Desa Labulia, Supar menyampaikan, bahwa air mulai langka semenjak satu bulan yang lalu. Para petani mensinyalir tidak adanya air ini selain karena tidak ada hujann tapi akibat sedang adanya proyek. Di sisi lain, para petani kini sangat berharap bisa cepat dalam mendapatkan air, karena kalau tidak maka padi mereka terancam mati. “Kalau dalam jangka waktu dua atau tiga hari tidak ada air, maka gagal panen sudah kita. Ini ada puluhan hektare yang terancam gagal panen, makanya kita sangat berharap adanya solusi dari pemerintah agar lahan kita bisa diairi. Karena ini tidak hanya karena datangnya musim kemarau, tapi karena ada proyek irigasi yang membuat air tidak bisa mengalir,” tutur Supar saat ditemui di sawahnya, Sabtu (3/6).

Baca Juga :  Jaksa Diminta Usut Tuntas Kasus Korupsi RSUD Praya

Sementara itu, Kepala Desa Labulia, Mahjat menyebutkan, kekeringan yang melanda lahan pertanian warga ini terus meluas akibat memasuki musim kemaraun. Berdasarkan data pemerintah desa (pemdes), ada sekitar 50 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan tersebar di empat dusun yakni Dasan Sebelek, Dusun Tomber, Dusun Enjak dan Dusun Sulin. “Rata-rata kondisi tanaman padi di empat dusun ini mengering, bahkan sebagaian ada yang mati akibat kekurangan air karena musim kemaru serta perbaikan saluran irigasi yang membuat suplai air tersendat. Kondisi ini mengakibatkan puluhan hektare tanaman padi petani yang tersebar di empat dusun ini terancam gagal panen,” jelasnya.

Baca Juga :  Kemarau Melanda, Ribuan ASN di Loteng Salat Sunat Istisqa

Pihaknya sangat berharap agar Pemkab Lombok Tengah bisa membangun sumur bor di dekat areal persawahan petani. Hal ini sebagai solusi jangka panjang dalam menghadapi kekeringan yang setiap tahun dialami para petani.  “Karena kondisi saat ini kalau sudah tiba musim kemarau, maka semua air hilang. Bahkan tidak hanya air untuk pertanian, air untuk warga minum juga mulai sulit,” harapnya.

Bahkan saat ini warga sudah mulai membeli air untuk digunakan minum, sementara untuk mencuci dan mandi warga tidak jarang mencari sumber air hingga Lombok Barat. Sehingga solusi jangka panjang sangat diharapkan oleh masyarakat untuk mengatasi kekurangan air ini. “Ini sampai puluhan hektar yang terdampak dan saat rapat di kantor camat juga kita sudah meminta agar kita bisa dialiri air,” tambahnya. (met)

Komentar Anda