MATARAM–Pemerintah Provinsi NTB, melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) belum memberikan respon atas kekesalan masyarakat Dusun Bebante, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lotim yang melakukan aksi menanam pohon pisang di jalan negara sejak minggu lalu. Padahal aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki jalan vital disana.
Kepala Dinas PU Provinsi NTB, Wedha Mahma Ardhi bahkan tidak mengetahui ada aksi penanaman pohon pisang tersebut. Apalagi untuk menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan masyarakat. “Saya masih di Bima,” jawabnya santai kepada Radar Lombok, Kamis kemarin (29/12).
Ardhi mengaku belum bisa mengurus masalah lainnya untuk saat ini. Ia benar-benar fokus menuntaskan pengerjaan jembatan-jembatan yang putus akibat bencana banjir yang meluluhlantakan Bima belum lama ini.
Ditanya keseriusannya menanggapi aspirasi tersebut, Ardhi berjanji akan melakukan pengecekan terlebih dahulu. Namun ia tidak bisa memastikan apakah bisa dianggarkan untuk tahun 2017. “Nanti dah saya cek, fokus di Bima dulu,” imbuhnya.
Camat Sembalun melalui salah satu stafnya, H Nasir mengungkapkan, pihak kecamatan telah seringkali mengajukan usulan ke Dinas PU Lotim dan juga Provinsi. Mengingat jalan tersebut sangat strategis dan kerap kali memakan korban.
Dikatakan, tidak hanya sekali pihak camat mengajukan usulan namun tidak pernah direspon. Berbagai upaya juga telah ditempuh agar jalan yang sudah bertahun-tahun rusak tersebut segera di perbaiki,. “Tapi belum ada respon makanya,” kata Nasir.
Karena itu, Nasir memaklumi sikap masyarakat yang menanam pohon. Diharapkan dengan langkah tersebut pemerintah segera turun dan melakukan perbaikan agar korban tidak terus bertambah. “Wisatawan juga bisa kecelakaan di jalan itu,” ujarnya.
Salah seorang warga setempat, Nurman menyampaikan, apa yang dilakukan masyarakat untuk melampiaskan kekesalan mereka sehingga melakukan aksi menanam pohon pisang yang sudah berbuah di tengah jalan raya. “Ini terpaksa kami lakukan, sebagai bentuk protes dan kekesalan kami pada pemerintah yang tidak pernah memperhatikan usulan kami,” kata Nurman.
Dikatakan, jalan tersebut sangat vital dan satu-satunya akses bagi para wisatawan untuk mengunjungi Sembalun. “Bagaimana kunjungan wisatawan dapat diharapkan bisa meningkat jika infrastrukturnya justru tidak nyaman di lalui dan bahkan kerap menimbulkan kecelakaan bagi para wisatawan,” ucapnya.
Jalan yang rusak ini menurut warga lainnya kerap menimbulkan kecelakaan bagi para pengendara terutama saat musim hujan. Pasalnya, lubang tidak terlihak akibat lubang yang cukup dalam digenangi air. Terlebih saat malam hari, dimana lubang ataupun genangan air tak terlihat sehingga mengakibatkan roda kendaraan pengendara terperosok ke dalam lubang dan mengakibatkan celaka.
Tidak sedikit warga yang melintas bahkan para wisatawan mengalami kecelakaan ditempat tersebut. Sehingga sudah sepatutnya pemerintah atau Dinas tekait merasa tergugah untuk segera diperbaiki jalan tersebut. (zwr)