Proyek Wisata Bahari Labuhan Haji Tidak Terurus

Sejumlah Fasilitas Mulai Rusak

Wisata Bahari Labuhan Haji
RUSAK: Kondisi objek wisata bahari Labuhan Haji tidak terurus setelah pengerjaan tahap pertama dengan alokasi anggaran sekitar Rp 11 miliar tahun 2018 lalu. (M GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG – Pembangunan proyek wisata bahari Labuhan Haji menghabiskan mangkrak. Proyek yang telah menelan anggaran puluhan miliar ini dikerjakan Dinas Pariwisata Lombok Timur pada masa pemerintahan bupati Ali BD.

Namun sekarang kondisinya mangkrak karena tidak ada aktivitas pengerjaan apapun. Bahkan sejumlah item yang telah dibangun, seperti tembok, musala, MCK, dan beberapa item lainnya yang telah menghabiskan anggaran Rp 11 miliar lebih sudah tidak lagi terurus dan dibiarkan rusak begitu saja.  

Lokasi pembangunan wisata bahari ini berada di atas lahan dengan luas kurang lebih sekitar tujuh hektare. Di sepanjang lahan itu di bagian depannya telah dibangun tembok dan pemecah ombak. Namun kondisi temboknya sudah ada yang amblas akibat digerus air hujan. Lokasi proyak wisata tampak semakin tidak terurus karena ditumbuhi ilalang yang sudah menjulang tinggi. ‘’Kasihan sekali. Sudah menghabiskan anggaran miliar, tapi dibiarkan mangkrak seperti ini. Tidak terurus. Fasilitas yang dibangun juga seperti ini,‘’ kata Ramli, salah seorang pengunjung, Minggu (12/5).

BACA JUGA: Konsep Nomadic Tourism Dikembangkan di Doro Ncanga

Melihat kualitas beberapa item yang dibangun, dia menilai sangat tidak sesuai dengan anggaran yang telah dihabiskan. Bahkan beberapa fasilitas lainnya sudah banyak  yang tidak difungsikan, seperti air yang tidak tersedia, kran air banyak yang rusak, termasuk juga MCK. ‘’Lihat juga kualitas paving blok yang digunakan untuk buat jalan. Belum apa-apa sudah mulai terkelupas,‘’ sesalnya.

Lokasi ini, katannya, memang memilih potensi untuk pengembangan wisata. Bahkan saat kondisinya seperti sekarang, tempat itu selalu ramai dikunjungi masyarakat terutama di hari-hari libur. ‘’Sebelum puasa,  ramai orang datang ke sini. Temasuk ketika hari-hari libur. Harusnya fasilitas yang telah dibangun, dimanfaatkan. Bukannya di biarkan seperti ini. Inikan anggaran besar yang telah dihabiskan,‘’ sesalnya.

Pejabat Pembuatn Komitmen (PPK) proyek wisata bahari ini yang sebelumnya menjadi Kabid Destinasi Parawisata Dispar, Hadi Jayari ketika dikonformasi terkait dengan kondisi proyek wisata itu yang bersangkutan memberikan penjelasan, untuk 2019 ini memang tidak ada lokasi anggaran untuk kelanjutan pengerjaan proyek wisata bahari itu. Sebab alokasi anggaran lebih difokuskan untuk penanganan gempa dan pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya. ‘’Kalau untuk infastriktur yang membutuhkan dan besar, seperti wisata bahari ini mungkin akan dipending dulu. Mungkin akan dilanjutkan pascapenanganan gempa ini,‘’ jawabnya.

Adanya sejumlah fasilitas rusak yang telah dibangun menurutnya kemungkinan disebabkan bencana gempa. Tapi pihaknya sangat mengharapkan tahun anggaran 2020 mendatang, Pemda Lotim memperhatikan kelanjutan pembangunan wisata itu untuk kembali dialokasikan anggaran pembangunanya. Tidak hanya itu, untuk memaksimalkan keberadaan tempat wisata itu sebut dia, pemerintah daerah juga kini sedang mencari inesvetor yang bisa diajak kerjasama untuk menuntaskan pembangunan fasilitas tempat itu. Sehingga pemerintah daerah tidak lagi harus mengalokasikan anggaran melalui APBD. ‘’Karena anggarannya besar, mungkin kita akan kerja sama dengan pihak ketiga. Peluang itu yang kini sedang dicari,‘’ terang dia.

BACA JUGA: Kondisi Taman Kota Mataram Semakin Memprihatinkan

Diketahui anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan semua fasilitas ditempat wisata itu sampai tuntas yaitu sekitar Rp 40 miliar lebih. Bahkan untuk pengerjaan tahap pertama tahun 2018 lalu, sebesar Rp 11 miliar uang daerah telah dihabiskan. Anggaran itu digunakan untuk pengerjaan tembok, pemecah ombak, musala, MCK dan fasilitas lainnya. Dari beberapa item tersebut, paket pengerjaanya dipisahkan. Setiap item pengerjaan ditangani oleh kontraktor yang berbeda. ‘’Tahun 2018 terakhir pengerjaanya. Pengerjaanya selanjutnya nantinya tinggal bagian sebelah kanan. Seperti pembangunan taman dan arena bermain,‘’ ujarnya.

Di tengah kondisi tempat wisata masih seperti itu, kata dia, Dispar sendiri memang sudah punya rencana untuk memanfaatkan wisata tersebut  meski masih belum rampung. Bahkan Dispar berencana akan bekerja sama dengan pelaku wisata setempat untuk memaksimalakan keberadaan fasilitas yang telah dibangun. Sehingga bisa memberikan kontribusi dan penghasilan bagi daerah. Mengigat lokasi itu terutama di hari-hari libur seperti Sabtu dan Minggu selalu ramai didatangi pengunjung. ‘’Sekarang masih sedang dicari siapa yang akan diajak untuk kerjasama. Sehingga dari laha parkir dan lokasi pemandian yang ada, bisa menghasilan pendapatan bagi daerah,‘’ tutupnya. (lie)

Komentar Anda