
GIRI MENANG – Proyek penimbunan pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang melintasi Desa Merembu Kecamatan Labuapi diprotes warga setempat. Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Merembu, Muhazzab, yang ditemui di Kantor Desa Merembu, Rabu, (13/12).
Menurutnya, penimbunan pipa berdiameter kurang lebih 40 sentimeter tersebut terpaksa harus membongkar sekitar sepertiga aspal jalan yang baru dibangun 2016, termasuk rabat yang dibangun 2016 itu. Dalam berita acara kesepakatan dengan desa, pihak pelaksana bersedia memperbaiki semua kerusakan. Namun nyatanya, jalan yang dirusak berikut rabat belum juga diperbaiki.
Akibat itu, setidaknya ada lima kecelakaan yang terjadi akibat buruknya kondisi jalan. Pengendara kesulitan memacu sepeda motor dari jalan yang rusak. “Alhamdulillah warga bisa kita tenangkan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diingingkan. Tetapi kalau kondisinya tetap seperti ini, tidak kunjung diperbaiki, saya tidak tahu,” terangnya.
Belum lagi lanjutnya, pengerjaan yang menggunakan alat berat sangat mengganggu lalu lalang. Selain juga warga di sekitar terganggu aktivitasnya.
Ketua RT I Dusun Merembu Barat Mekar, Roni Supriyatna mengatakan, pelaksana proyek berjanji sebelum 10 Desember 2017 sudah selesai diperbaiki pasca pengerjaan mulai dikerjakan awal November 2017. Dirinya yang bertugas menjadi pengaman proyek juga kerap diprotes dan ditanyakan terkait kapan akan dilakukan perbaikan pada ruas jalan sepanjang kurang lebih 1 KM tersebut. “Tadi saja ada yang hampir jatuh di depan rumah saya. Ini sangat berbahaya,” bebernya.
Pantauan di lokasi, kondisi jalan dengan lebar aspal 3,5 meter di Merembu tersebut, hanya bersisa kurang lebih dua pertiganya atau sekitar 2 meter lebih yang masih beraspal. Sementara jalanan itu dipergunakan menjadi lalu lalang kendaraan besar pula, baik truk mobil boks dan lain sebagainya. Pengendara pun seperti berebutan menggunakan jalan selebar 2 meter lebih itu, kemudian terkadang pengendara sepeda motor menepi ke aspal jalan yang dibongkar akibat berpapasan dengan mobil. Saat naik kembali ke aspal, pengendara yang tidak fasih pun berpotensi untuk jatuh.
Setelah dicari tahu, proyek penimbunan pipa ini merupakan proyek Pengembangan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Narmada senilai Rp 47 miliar lebih yang dikerjakan secara KSO atau Kerja Sama Operasi antara PT. Duta Rama- PT. Citra Prasasti Konsorindo. Proyek ini seperti dijelaskan Raka Indra, pelaksana PT. Duta Darma, meliputi pembangunan reservoir dan pemasangan pipa dengan kedalaman 1,9 meter atau 1,5 meter dari atas permukaan, terhitung dari punggung pipa.
Dalam pengerjaan penimbunan pipa hingga ke Kota Mataram itu, memang kesepakatannya, adalah mengembalikan infrastruktur yang dirusak menjadi seperti semula. Misalnya saja jalan dan juga rabat beton. Hanya saja memang lanjutnya, beberapa waktu terakhir pihaknya kesulitan mendapatkan alat berat karena akhir tahun, para kontraktor mengkebut pengerjaan proyeknya masing-masing. “Tetapi sekarang saya sudah dapatkan alatnya,” jelas Raka.
Pengerjaan pengaspalan sebenarnya akan bisa dilakukan Rabu kemarin. Hanya saja aspal yang dipesan dari Lombok Timur tidak bisa diantarkan kemarin, karena tidak diduga, kemarin merupakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Lombok Timur. Sopir pengangkut aspal mencoblos. “Tetapi bisa dipastikan aspal sudah ada besok (hari ini),” terangnya.
Jika semua lancar lanjutnya, maka pengaspalan bisa tuntas 2 hari saja. Tetapi tentu nanti menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Lebih-lebih jalan yang akan diperbaiki masih menjadi jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang kendaraan.
Dikatakan, untuk membongkar aspal jalan guna penimbunan ini, pihaknya berkoordinasi dengan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lobar untuk jalan kabupaten di Merembu. Kemudian nanti memasuki penimbunan di Kota Mataram berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.
Pihak Bina Marga, berikut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan jalan di Merembu 2016 pun dihadirkan saat pembongkaran aspal yang baru dibangun. Yang tentunya dengan kesepakatan akan dibangun ulang setelah dibongkar. “Jalan di Merembu inikan LPA (Lapisan Atas)-nya sporadik, ada yang kita temukan 30 cm, 40 cm, 50 cm,” bebernya.
Ditambahkan, untuk perbaikan aspal jalan yang sudah dibongkar tidak akan menggunakan alat berat asphalt finisher, karena syarat asphalt finisher sendiri, lebar jalan setidaknya 2,5 meter. Sementara bagian jalan yang dibongkar di Merembu, kurang dari itu. “Setelah kita aspal, baru nanti kita rabat,” tandasnya. (zul)