SELONG — Ketidak jelasan proyek pengerukan kolam labuh Pelabuhan Haji menjadi perhatian serius Bupati Lotim, HM. Sukiman Azmy. Terlebih lagi, proyek yang merupakan warisan Bupati sebelumnya, Ali BD itu sampai sekarang tak kunjung ada kejelasan kapan akan mulai dikeruk. Sementara anggaran untuk pengerukan telah disiapkan di APBD 2018, dengan nilai mencapai Rp 40 miliar.
Sukiman pun lantas menyinggung mega proyek ini, dimana pengerjaan pelabuhan tersebut telah menguras uang daerah dengan nilai ratusan miliar sejak mulai pertama kali dibangun di masa pemerintahan mantan Bupati Ali BD.
BACA JUGA: Disbudpar Ingin Pendakian Rinjani Dibuka
Dimana meski biaya besar telah dikeluarkan, namun keberadaan pelabuhan itu belum mampu memberikan kontribusi yang besar bagi daerah. “Kemungkinan di APBD 2019 mendatang, kita tidak akan anggarkan lagi untuk pengerjaan pelabuhan ini,” kata Sukiman Azmy, Rabu kemarin (10/10).
Dikatakan, pelabuhan ini masih membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk pengerjaan sejumlah fasilitas dan infrasktur penunjang lainnya. Tidak hanya pengerukan saja, namun masih banyak hal lain yang harus dibangun, sehingga bisa layak disebut sebagai pelabuhan.
Namun daerah tentu tidak akan sanggup untuk membiayainya sendiri. Disisi lain masih banyak program yang lebih strategis, yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat yang juga sangat membutuhkan anggaran.
“Makanya saya ingin menyerahkan pelabuhan itu ke negara. Karena tidak akan mampu di urus oleh Pemkab Lotim sendiri. Mengurus dalam artian untuk melanjutkan berbagai kegiatan dan pengerjaan infrastruktur pelabuhan tersebut. Karena untuk mengembangkan Pelabuhan Haji ini masih membutuhkan dana ratusan miliar lagi,” sebut Sukiman.
Untuk itu lanjutnya, ketimbang anggaran yang ada terus digunakan untuk mengerjakan pelabuhan, maka lebih baik digunakan untuk membangun infrastruktur lain yang lebih dibutuhkan oleh warga Lotim. Seperti pembangunan jalan, memenuhi kebutuhan air warga, termasuk listrik. Karena tiga hal itu yang dianggap sangat dibutuhkan oleh masyarakat Lotim saat ini. “Makanya kita akan mengupayakan secara optimal tiga hal tersebut yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, dia juga akan melakukan evaluasi sejauh mana progres proyek pengerukan kolam labuh yang telah dianggarkan tahun ini. Namun jika anggaran Rp 40 miliar itu tidak mampu di eksekusi, maka anggaran itu direncanakan akan dialokasikan untuk program lainnya di tahun mendatang. “Kalau yang Rp 40 miliar ini tidak bisa terserap. Nanti kita akan gunakan untuk jalan hotmix. Jadi tidak sepenuhnya kita akan gunakan secara khusus untuk pengerukan Labuhan Haji lagi,” ulasnya.
BACA JUGA: Sabar, Jomblo Tak Dapat Bantuan Perbaikan Rumah
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Lotim, Daeng M Ihsan, juga setuju jika pelabuhan ini tidak perlu dianggarkan oleh Pemkab lotim. Jika ratusan miliar yang telah di gunakan untuk membangun Labuhan Haji itu dialokasikan untuk program strategis lainnya, diyakini krisis air bersih, jalan rusak, dan lainnya akan bisa tertangani di Lotim, terutama di bagian Selatan.
Karenanya, jika pengerukan Labuhan Haji tahun ini yang telah dianggarkan Rp 40 miliar itu tidak mampu dieksekusi. Maka anggaran itu pun sebaiknya dialokasikan untuk program lain. “Buktinya juga beberapa kali kita anggarakan, Labuhan Haji sampai sekarang tidak kunjung selesai. Ujungnya kembali bermasalah. Buktinya, sampai sekarang uang muka yang telah diserahkan ke kontraktor belum dikembalikan. Bahkan bersengketa,” kata Daeng. (lie)