Proyek Mimpi Global Hub Bandar Kayangan Tak Ada Kejelasan

GLOBAL HUB: Grand Design Megaproyek Global Hub Bandar Kayangan yang hingga kini tak kunjung dibangun.( IST/DPM-PTSP NTB )

TANJUNG–Megaproyek Global Hub masih menjadi mimpi. Hingga kini belum jelas investor yang akan membangun di pesisir Kayangan-Bayan itu. Malah saat ini, sepanjang pesisir yang diniatkan sebagai lokasi Global Hub, penuh dengan tambak udang.
Ketua Komisi I DPRD KLU Raden Nyakradi juga mengaku bahwa proyek ini memang tidak ada kejelasan. Padahal sudah sejak 2014 direncanakan untuk dibangun dan sudah ada izin lokasi dari Pemerintah Provinsi NTB. “Itu hanya janji manis bagi masyarakat kita. Masyarakat sudah menghayal akan ketersediaan lapangan pekerjaan, tahu-tahunya sampai sekarang tidak ada progres,” ujar Nyakradi, Rabu (3/8).


Kini dengan tidak ada kejelasan, maka KLU tentu sangat dirugikan, karena menghambat investor untuk masuk dan memanfaatkan lahan yang sudah direncanakan sebagai lokasi dibangunnya proyek tersebut. Selain itu dalam penyusunan RTRW juga ikut terhambat. “Sampai sekarang belum selesai RTRW di Kabupaten Lombok Utara,” bebernya.
Ia berharap, Pemerintah Provinsi NTB jangan sekadar mengeluarkan izin lokasi kepada PT Diamar Mitra Kayangan (DMK). Harus melihat dahulu kondisi lapangan. Jika memang ada investor ingin membangun Global Hub harus dibuktikan. Minimal dengan membangun kantornya terlebih dahulu di KLU. “Jika tidak ada kejelasan hapus saja Global Hub ini supaya kita tidak jadi pemimpi,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Djohan Sjamsu mengaku belum bisa memastikan proyek ini bakal terealisasi. Meski begitu pihaknya masih berharap hingga sejauh ini. “Masih kita mengharap Global Hub hadir. Kalau itu terjadi kan luar biasa perkembangan daerah ke depan,” ujarnya.

Baca Juga :  Tiga Nama Calon Sekda KLU Dikirim ke Gubernur


Diketahui, rencana pembangunan Global Hub sudah dipatok areal lahan 7.030 hektare. Lahan seluas itu mencakup sejumlah desa, di antaranya Desa Selengen dua titik seluas 1.058 hektare lebih untuk rencana membuat kawasan perindustrian yang terdiri dari kilang minyak, pelabuhan dan industri. Sedangkan di titik lain seluas 532 hektare lebih untuk rencana kegiatan membuat kawasan perumahan dan permukiman, kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran.
Kemudian di Desa Gumantar seluas 1.389 hektare lebih untuk rencana kegiatan membuat kawasan perumahan dan permukiman, jasa dan perkantoran, juga membuat kilang minyak, pelabuhan dan industri. Sementara di Desa Salut seluas 587 hektare lebih direncanakan untuk membangun kilang minyak, pelabuhan dan industri.

Baca Juga :  Oknum Guru di Tanjung Dilaporkan Berbuat Cabul


Selanjutnya juga dua desa di Kecamatan Bayan yakni Desa Akar-Akar sekuas 2.830 hektare lebih yang akan diperuntukkan bagi perumahan dan permukiman, jasa dan perkantoran. Serta Desa Mumbul Sari seluas 966 hektare lebih yang akan diperuntukan bagi kilang minyak, pelabuhan dan industri. (der)

Komentar Anda