
MATARAM — Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, H. Sahdan, ST. MT, mengatakan pihaknya baru saja mengunjungi proyek pembangunan Smelter PT. AMIN di Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Dimana berdasarkan informasi yang diserap, progress fisik terakhir pada pembangunan smelter di tambang batu hijau itu telah mencapai 75 persen hingga akhir tahun 2023.
“Pada proses pembangunan smelter tersebut, material mesin dan bahan-bahan lainnya yang belum berada di lokasi masih sekitar 15 persen, dan 10 persen sudah ada di lokasi berupa material on site,” kata Sahdan, yang dijumpai di Mataram.
Proses pembangunan Smelter PT. AMIN ini ditargetkan selesai pada tahun 2024, dengan biaya project mencapai Rp 1,7 Triliun. Hal ini setelah dilakukan berbagai efisiensi, baik pekerjaan sipil maupun pabrik. Dimana Smelter PT. AMIN sendiri merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, yang pada proses awal yang dibutuhkan adalah pasir besi.
Maka dari itu, maksud kedatangan Tim Dinas ESDM Provinsi NTB itu adalah untuk melihat secara dekat proses pembangunan Smelter, mulai dari gedung penerimaan material consentrat sebagai awal proses, begitu seterusnya sampai proses pemurnian selesai.
“Smelter PT. AMIN akan memproduksi consentrat sebanyak 950 000 ton per tahun, dan akan menghasilkan emas 18 ton, tembaga 220 ton, perak batangan 55 ton, selenium 77 ton, dan asam sulpat 830 ton. Dari hasil produksi smelter tersebut, perlu ada hilirisasi produksi berupa pupuk, semen dan lainnya, sehingga perlu dibangun pabrik pupuk, pabrik semen dan lainnya,” terang Sahdan.
Adapun jumlah tenaga kerja pada pembangunan smelter PT. AMIN sebanyak 5000 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen adalah tenaga yang berasal dari masyarakat lokal NTB, dan 40 persen lainnya berasal dari luar.
Sementara jumlah tenaga kerja secara keseluruhan di kawasan tambang batu hijau adalah sebesar 22.000 orang. “Tenaga kerja untuk berbagai keperluan seperti tambang PT. AMNT, Smelter, Gas LNG dan lainnya,” ucap Sahdan.
“Dalam proyek ini, PT AMIN harus berupaya keras supaya proyek smelter ini selesai secara fisik pada bulan Juni 2024. Sehingga nantinya dapat beroperasi awal tahun 2025 ,” singkat Kepala Teknik PT. AMIN, Holan Simanjuntak. (rat)