Program OVOP Kemenperin Pacu Produk IKM

OVOP
INDUSTRI KERAJINAN: Salah satu gerai pelaku usaha kerajinan di Pasar Seni Sayang-Sayang masih bertahan di tengah pandemi Covid-19, meski sepi pembeli. (devi handayani/radar lombok)

MATARAM – Kementerian Perindustrian (Kemperin) RI mendorong para pelaku industri kecil menengah (IKM) di NTB untuk lebih produktif dan mampu bersaing di pasar global. Salah satunya melalui pendekatan One Village One Product (OVOP). Terlebih untuk di wilayah Indonesia Timur, yakni Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Papua. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, model pembinaan IKM berbasis OVOP sentra telah berkembang melalui berbagai pendekatan, salah satu melalui pendekatan OVOP. Terlebih produk-produk daerah memiliki potensi untuk bisa menyasar pasar lebih luas.

“Model pembinaan ini memiliki semangat untuk mengangkat potensi daerah yang memiliki kearifan lokal, sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing dan diterima pasar lokal maupun di pasar global,” kata Gati Wibawaningsih, melalui live streaming di youtube Kemperin, Jumat (27/11).

Program pembinaan IKM di sentra melaui pendekatan OVOP berangkat dari tiga prinsip dasar, yaitu produksi lokal namun bersifat global, kemandirian dan kreativitas, serta pembangunan sumber daya manusia. Hal ini diharapkan IKM OVOP dapat mengolah potensi lokal suatu daerah menjadi produk yang dapat diterima pasar secara global. 

“Keanekaragaman kearifan lokal Indonesia harus diakui sungguh teramat kaya. Salah satunya adalah kerajinan anyaman yang telah membudaya di seantero Indonesia, seperti anyaman pandan, rotan, bambu, purun sampai dengan ketak,” tuturnya.

Menurutnya dengan banyaknya potensi tersebut harus dikembangkan oleh daerah. Untuk itu, Kemperin memfasilitasi para IKM melalui program OVOP. Kendati produk OVOP yang berasal dari Indonesia Timur itu masih terbilang sangat sedikit. Di Indonesia bagian timur baru satu IKM yang OVOP bintang lima.

“Saya berharap IKM tenun di Lombok dan Indonesia bagian timur lainnya juga dapat terangkat menjadi salah satu IKM OVOP, karena baru satu IKM tenun bagian timur, yaitu Sulawesi tenggara,” ucapnya.

Dikatakan, pihaknya juga membuka ruang bersama-sama mengambang OVOP ini, sehingga nanti akan mengambangkan IKM daerah yang mampu bersaing tentu saja di pasar nasional atau global. Kemudian akan diberikan pelatihan ekspor kepada pelaku IKM yang mengikuti program OVOP.

“Mereka juga difasilitasi partisipasi pada pameran berskala nasional maupun internasional serta business matching dengan buyer potensial,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian provinsi NTB, Nuryanti mengatakan, program pengembang IKM di sentra melalui pendekatan OVOP ada lima sektor industri yang akan berbasisi OVOP. Nantinya di 2021 pemetaannya akan dikembangkan.

“Pengebangannya ada di desa atau kabupaten mana, itu yang akan dipetakan untuk OVOP ini,” ujarnya. (dev)

Komentar Anda