
Sebagai rumah sakit milik daerah, RSUD “H. Moh. Ruslan” Kota Mataram terus berusaha meningkatkan mutu layanan. Salah satunya untuk ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit ini. Seperti apa?
ZULFAHMI-MATARAM
Bagi ibu-ibu hamil yang akan segera melahirkan namun masih bingung memilih nama anak, pilihannya adalah melahirkan di RSUD Kota Mataram. Di rumah sakit ini pengelola mengoleksi ribuan nama yang bisa dipilih sang ibu untuk buah hati mereka. Tidak itu saja, rumah sakit juga mengadakan program foto bayi gratis untuk setiap anak yang lahir.
Program ini mulai berjalan pada tahun ini. Ini adalah bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada para pasien rumah sakit.
Foto-foto bayi yang diambil pihak rumah sakit tidak hanya dikoleksi oleh pihak rumah sakit, namun bisa dimiliki oleh keluarga, dicetak dan pasangkan bingkai dengan nama sesuai pilihan.” Ini bagian dari hadiah untuk orang tua bayi yang sudah melahirkan di RSUD Mataram,” ungkap Baiq Rosmala, petugas pendata bayi di RSUD Kota Mataram saat ditemui Radar Lombok kemarin(8/11).
Sejak program ini dijalankan, tercata sudah ribuan foto dan nama-nama yang sudah tercatat dan di koleksi oleh RSUD. Sebelum dilakukan pemotretan oleh petugas atau fotografer rumah sakit, terlebih dahulu dilakukan pendataan identitas orang tua bayi. Orang tua bayi dimintai persetujuan dulu, apakah mengizinkan anaknya difoto atau tidak, apakah sudah disiapkan nama atau belum. Bagi yang sudah diberi nama oleh orang tuanya, yang diberikan oleh rumah sakit hanya foto anak berbingkai, kolom namanya tidak dibiarkan kosong.” Kalau yang belum ada namanya, kita sediakan kolom nama,” tuturnya.
Dalam sebulan jumlah anak yang lahir di RSUD Kota Mataram bisa 200 sampai 300 bayi. Pelayanan foto gratis untuk bayi ini diberikan untuk semua tingakat pelayanan mulai dari pelayanan kelas 3 sampai pelayanan VIP. Hanya saja untuk yang melahirkan di VIP kalau ada yang belum diberi nama, pihak rumah sakit menunda memberikan foto, sampai nama bayi sudah siap. Setelah nama ada baru dicetak dan diberikan kepada orang tua.” Kita konfirmasi dulu namanya setelah ada baru diberikan kepada orang tua,” jelasnya.
Fotografer khusus bayi di rumah sakit ini bernama Hari Agung Laksono. Sesi pemotretan dijadwalkan pada hari Senin, Rabu, Jum'at dan Sabtu.
Ia menyampaikan pengalamannya. Tidak semua orang tua mau anaknya difoto.” Ada juga orang tua yang tidak mau anaknya difoto,” ungkapnya.
Jika tidak mau, tentu rumah sakit tidak bisa memaksa. Karena rumah sakit hanya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan mengabadikan bayi-bayi yang sudah dilahirkan di RSUD Mataram.(*)