MATARAM – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram Prof Zainal Asikin menilai bahwa program studi (prodi) unggul dan progresif di Unram harus dipetakan oleh pimpinan kampus.
“Ketika saya menulis tentang adanya prodi yang minim peminat atau kurang laku di Unram, banyak yang emosi dan kebakaran jenggot. Padahal istilah tersebut telah banyak ditulis di media nasional. Misalnanya UGM dan UI telah mengekspose berapa prodinya yang sepi peminat, bahkan ada yang tidak menerima mahasiwa baru untuk sementara waktu. Tapi di Unram ada yang tidak terima jika fakultasnya dikatakan minim peminat alias tidak laku,” kata Prof Zainal Asikin di akun media sosial Facebook-nya.
Prof Asikin menyoroti tentang Prodi yang secara nasional sangat banjir peminat, seperti Farmasi, Kedokteran, Menajemen, Psikologi, Hukum, Akuntasi, Ilmu Komunikasi, Teknologi Informasi, Ilmu Hubungan Internasional. Jika mengacu survey di atas, dikaitkan dengan Prodi yang ada di Unram ada beberapa kesamaan prodi yang masih dibanjiri peminat, yaitu Kedoteran, Fakultas Ekonomi (Akuntansi, Menejemen), Fakultas Hukum, Prodi Farmasi, Prodi yang berada di FISIP ( Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi), Fakultas Tehnik dan FKIP.
“Saya sangat tertarik menulis tentang geliat dan perkembangan beberapa Fakultas di Unram yang sangat progresif,” ucapnya.
Ia menyebut Fakultas Kedokteran Unram salah satu Fakultas dengan usia muda karena didirikan tahun 2003. Dengan usianya yang sangat muda telah meraih prestasi sebagai Prodi yang akreditasi Unggul, sesuatu yang luar biasa. Semua itu berkat kinerja, visi dan oritentasi kerja yang sangar progresif dari para dosen dan pemangku kepentingan di Fakultas Kedoteran.
Menurutnya, dosennya tidak banyak bicara, tapi bekerja dengan standar -standar yang terukur, siapa berbuat apa dan kapan target harus dicapai. Oleh sebab itu fakultas lain di Unram tidak perlu jauh melakukan study banding jika ingin meningkatkan status akreditasi Prodi atau Fakultas, cukup studi banding ke Fakultas Kedoteran.
Selain itu, ada fakultas lain yang progresif adalah FKIP yang memiliki kekuatan luar biasa dari dosennya yang visioner, seperti Prof Mahsun dan dosen mudanya yang agressif, sehingga sebentar lagi akan memiliki Program S3. Artinya bahwa kemajuan suatu fakultas tidak hanya cukup dijejali dengan cita cita dan harapan, tetapi yang lebih penting bagaimana mewujudkan cita- cita itu.
Kemudian Fakultas yang punya harapan yang akan berlari dengan kencang adalah Fakultas Tehnik dengan sumber daya dosennya yang energik dan luar biasa potensial untuk menjadi fakultas unggul. Sedangkan Fakultas Ekonomi Bisnis sebenarnya paling mudah untuk melompat menjadi unggul dan bisa mendirikan Prodi S3. Karena beberapa tahun yang lalu FE Unram pernah mengirim proposal pendirian S3 ke Dikti akan tetapi proposal itu tenggelam .
Bukan hanya itu, Unram memiliki Prodi Farmasi yang jumlah peminatnya sangat banyak. Maka prodi Farmasi semestinya sudah bisa menjadi sebuah Fakultas tersendiri. Begitu pula Unram memiliki prodi yang tergabung dalam FISIP seharusnya sudah bisa menjadi Fakultas tersendiri, karena dari segala aspek telah memenuhi aspek finansial dan infrastruktur. Kendala yang dihadapi oleh FISIP dan Farmasi, karena Unram di era moratorium ini telah dianggap kelebihan memiliki fakultas. Artinya harus ada merger beberapa Prodi di Unram yang berdampak pada hapusnya fakultas lama, agar slotnya dipakai oleh fakultas baru.
Jika jumlah mahasiswa dikelola sangat kecil tidak harus dikelola oleh sebuah fakultas, tapi cukup dikelola oleh prodi. Disinilah kearifan berfikir pimpinan fakultas, karena jika akan merger ada jabatan yang akan terhapus sebagai dekan. Oleh sebab itu tentu Unram perlu membuat cetak biru, yaitu berapa jumlah mahasiswa yang pantas dikelola oleh fakultas.
Terpisah, Wakil Rektor IV Unram Prof Akmaludin menegaskan bahwa jika mengacu PTN seperti UGM dan UI, maka perlu dipahami status PT Unram berbeda dengan mereka. UI dan UGM itu berstatus Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang mana mempunyai kewenangan membuka dan menutup Prodi dilingkungannya. Sedangkan Unram itu statusnya Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU), dimana tidak melekat kewenangan itu. Kewenangan ada di Kementerian. Ini juga berdampak kepada kebijakan pimpinan.
Unram sekarang dalam posisi percepatan perubahan status dari PTN BLU menjadi PTNBH, target 2024. Kalau sudah menjadi PTNBH, maka akan mudah membuka prodi baru dan merubah atau menutup prodi yang kurang diminati. Ini harus sama-sama dipahami.
“Saat ini tim percepatan sudah dibentuk dan sedang bekerja. Mudah-mudahan dengan target 2024 ini bisa merubah status menjadi PTNBH,” pungkasnya. (adi)