Produksi Padi Baru 64 Ribu Ton

PANEN: Para petani di Kecamatan Gangga berhasil panen dua kali yang menggunakan saluran irigasi (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG-Produktivitas padi di Lombok Utara pada akhir tahun ini baru tercapai 64 ribu ton dari target 70,740 ton.

Dengan Kekurangan yang masih 10,740 ton, Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan Kelautan dan Peternakan (DPPKKP) Lombok Utara optimis akan mampu mengejar kekurangan tersebut. Keoptimisan ini, mengingat luas lahan pertanian subur di Lombok Utara seluas 8.561 hektare, yang terdiri 6,736 hektare dengan produktivitas sekali panen dan 2,215 hektare yang berhasil dua kali panen per tahun. “Kami menjalankan program Upsus, dari satu kali menjadi dua kali panen. Sehingga kami optimis bisa tercapai pada akhir tahun ini. Bahkan ada juga sebagian kecil panen tiga kali di Kecamatan Tanjung 100 hektar,” ungkap Kepala DPPKKP Lombok Utara Hermanto melalui Kabid Pertanian Sabdi kepada Radar Lombok, Rabu (7/12).

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan tanam 2,500 hektar dengan target  produktivitas padi 70,240 ton. Namun, dari target itu masih ada tersisa dan itu dianggap utang oleh provinsi, sehingga Lombok Utara harus mampu memenuhi kekurangan tersebut. “Target yang dipatok provinsi 70,740 ton ini merupakan utang yang harus kami kejar,” katanya.

Disebutkan Sabdi, Lombok Utara memiliki luas lahan sawah 8.584 Ha yang terdiri dari sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Pada tahun 2014 lalu, luas panen sawah irigasi seluas 10.457 Ha dengan produksi 64.939,16 gabah kering panen (GKP) dengan tingkat produktivitas 58,62 kuintal/Ha. Sedangkan untuk produksi sawah tadah hujan (lahan kering) seluas 2.062 Ha dengan produksi sebanyak 4.531,84 GKP dan tingkat produktivitas 25,86 kwintal/ha. Sehingga total produksi gabah kering gilin (GKG) pada tahun 2014 lalu sebanyak 61.829,19 ton GKG.

Dengan melihat kebutuhan benih sebesar 407,45 ton hingga produksi bersih tahun 2014 lalu sebesar 61.421,74 ton GKG atau setara dengan 36.853,04 ton beras. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat Lombok Utara sebesar 22.595,95 ton, maka pada tahun 2014 di Lombok Utara surplus beras sebesar 14.664,57 ton. Dengan melihat kondisi tersebut, tentu target produksi padi yang telah ditetapkan provinsi pada tahun 2015 yang telah ditentukan sebesar 70,240 ton, kemudian tahun 2016 sebesar 70,740 ton dan tahun 2017 sebesar 71,300 ton. “Lombok Utara mampu mengawal program swasembada pangan nasional tiga tahun berturut-turut,” tandasnya.

Diakui, dari tahun ke tahun luas areal pertanian semakin terkikis dengan adanya pembangunan. Untuk menyeimbangi pengurangan ini, pihaknya pada tahun 2012 mencetak sawah baru seluas 200 hektar, tahun 2013 seluas 300 hektare, tahun 2014 dan 2015 tidak dilakukan pencetakan sawah baru. Baru selanjutnya, pada tahun 2016 kembali mencetak sawah baru seluas 750 hektare di tiga kecamatan, yaitu Gangga, Kayangan, dan Bayan. “Jika ditotalkan luas lahan yang ada 8.561 hektare plus 740 hektare, maka 9,301 hektare. Untuk pengurangan lahan tetap terjadi, tahun ini yang sudah berkurang sekitar 10 hektar,” terangnya.

Dari luas lahan ini, yang menggunakan tadah hujan ada di Kecamatan Bayan dan Kayangan dengan hasil produktivitas hampir lima ton per hektar. Sedangkan areal pertanian yang menggunakan air irigasi ada di Kecamatan Pemenang dengan hasil produktivitas 5 ton per hektar, Tanjung dan Gangga memiliki hasil produktivitas 7 ton per hektare. “Paling tinggi produktivitas di Kecamatan Tanjung dan Gangga. Tapi Masih ada juga di tiga kecamatan sebagian kecil menggunakan tadah hujan,” paparnya.

Untuk meningkatkan produktivitas di masing-masing kecamatan yang masih kurang. Pihaknya terus berupaya dengan memanfaatkan teknologi pertanian, pengolahan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan lahan pertanian. Selain itu, peningkatan perbaikan saluran irigasi. Karena, pada saat ini, katanya, yang baru menggunakan saluran irigasi 60 persen.

Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mengelobi pusat, provinsi, dan mengusulkan dari dana kabupaten. Secara keseluruhan perbaikan jaringan irigasi di Lombok Utara pada tahun 2015 seluas 2.750 Ha, dengan 84 kelompok tani dimana sumber dananya dari APBD kabupaten dan APBN “Tahun ini ada DAK bantuan jaringan irigasi. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Jika sudah diperbaiki maka akan bisa menambahkan produktivitas. Sedangkan, harga gabah 3,700 per kilo.  Di lain pihak berani di atas 4 ribu per kilo. Sehingga nilai kesejahteraan ada,” pungkasnya. (flo)