TANJUNG – Produksi kakao atau tanaman cokelat di Kabupaten Lombok Utara (KLU) diklaim menurun. Satu hektar yang biasanya menghasilkan satu ton, kini hanya bisa menghasilkan 500 sampai 600 kg per hektar. “Kondisi selama ini memang hasil cokelat turun naik,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KLU, H. Melta kepada Radar Lombok, Kamis (3/5).
Menurut Melta, pengurangan produksi ini akibat dari serangan organisme pengganggu tanaman cokelat. Oleh karenanya, 15 kelompok petani cokelat di Kecamatan Bayan dan Gangga diberikan pelatihan membasmi organisme pengganggu tesebut. “Kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB,” terangnya.
Dari 15 kelompok yang mendapatkan program pelatihan ini, 10 kelompok dibina provinsi dan lima kelompok dibina kabupaten. Pelatihan yang diberikan nama Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Cokelat ini di-launching di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga Rabu kemarin (3/5). Di sini para petani juga dilatih melakukan pemangkasan, pemeliharaan, dan pemupukan tanaman cokelat. Dikatakannya, materi pelatihan sebenarnya sudah sering disampaikan. Hanya saja tidak dilaksanakan berkelanjutan oleh sebagian petani.
Pada launching pelatihan ini, Sekda KLU, H. Suardi hadir secara langsung. Dia berharap produksi cokelat meningkat. “Semoga inovasi yang diterapkan ini bisa memberikan peningkatan hasil panen pada tanaman kakao dan dapat dicontoh oleh daerah lain,” harapnya.