MATARAM – Program studi (Prodi) Hukum Fakultas Ilmu Humaniora, Hukum dan Pariwisata Universitas Bumigora (UBG) menghadirkan pendekatan pendidikan berbasis teknologi yang menjadi pembeda dibandingkan dengan program studi hukum di universitas lain.
Tahun akademik 2025/2026, Prodi Hukum UBG membuka kuota penerimaan calon mahasiswa baru sebanyak 80 sampai 90 mahasiwa baru.. Dimana, Prodi Hukum resmi dibuka sejak 2019 ini terus menunjukkan peningkatan minat pendaftar setiap tahunnya.
Ketua Prodi Hukum UBG, Ana Rahmatyar S.H, MH menyampaikan bahwa calon mahasiswa baru setiap tahunnya naik signifikan. Tahun 2024 lalu ada sebanyak 75 orang mahasisea dengan jumlah pendaftar 120 orang lebih.
” Alhamdulillah, setiap tahun mengalami peningkatan yang ingin bergabung di Prodi Hukum UBG,” ungkapnya.
Dikatakan lebih lanjut, bahwa banyak yang bergabung disebabkan karena mempunyai keunggulan. Salah satunya adanya mata kuliah khusus yang mengkaji kejahatan di bidang teknologi, seperti hukum IT dan telematika.
“Jadi fokusnya memang di bidang teknologi. Kami menyelenggarakan program hukum yang berbasis teknologi,” terangnya.
Tidak hanya itu, konsentrasi kajian juga lebih menitikberatkan pada kejahatan di dunia maya, yang semakin marak terjadi.
Ana sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa kejahatan di dunia maya, seperti pencemaran nama baik dan lain-lainnya mempunyai dampak yang sangat luar biasa. Hal ini, menjadi fokus utama kajian Prodi Hukum UBG.
Selain itu, keunggulan lain adalah dosen-dosennya semuanya merupakan praktisi langsung di bidang hukum, sehingga pengalaman lapangan menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Target tahun ini adalah menerima 80 hingga 90 mahasiswa baru. Hal ini seiring tingginya permintaan akan pendidikan hukum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dengan pendekatan ini, Prodi Hukum UBG berupaya mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan hukum di era digital, khususnya dalam menangani kasus-kasus kejahatan siber yang dampaknya kian meluas.
Untuk menunjang kompetensi mahasiswa, metode perkuliahan yang ditawarkan lebih banyak berbasis praktik. Di program studi hukum terdapat 4 bidang konsentrasi yaitu hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, hukum bisnis.
Bukan hanya itu, dalam mencapai profil lulusan, mahasiswa yang ingin menjadi hakim, jaksa, maupun advokat akan diajak mempraktekan langsung cara membuat surat dakwaan, surat tuntutan, eksepsi maupun pledoi, replik, dan duplik.
” Ini bagi mahasiswa yang memiliki peminatan di bidang hukum pidana dan hukum perdata,” terangnya.
Disamping itu, bagi mahasiswa yang tertarik dengan dunia politik dan menjadi legal drafter, ada konsentrasi HTN yang menawarkan kemampuan praktik menyusun/membuat draf rancangan Perda (peraturan Daerah) maupun Perdes (Peraturan Desa). (rl)