TANJUNG – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Lombok Utara (KLU) mencatat banyak anak usia remaja yang terlibat open booking order (BO) atau prostitusi online.
Hal ini dibenarkan Ketua LPA KLU Bagiarti. “Bener kok. Makanya saya katakan sudah parah ini KLU. Anak-anak di bawah umur berbicara seks bukanlah yang tabu,” ungkapnya, Senin (14/10).
Bagiarti mengatakan demikian karena hasil pemeriksaan HP beberapa anak yang pernah diamankan, ada chat atau obrolan tawar-menawar harga dengan calon konsumen. “Bisa ndak harga sekian, saya punya uang sekian, sampai jenis bagian tubuh yang bisa dipegang dengan tarif tertentu ada di chat tersebut,” bebernya.
Anak-anak ini jelasnya ada yang memang asli KLU dan ada juga yang dari luar. Hanya saja tinggalnya di Tanjung. Mereka ini rata-rata adalah anak broke home. “Mereka meninggalkan rumah karena bapaknya menikah dengan orang lain, dia mau ikut bapaknya ada ibu tirinya. Sementara dia mau ikut ibu kandungnya ada bapak tirinya sehingga tidak nyaman,” ucapnya.
Selain itu ada juga karena memang tidak diterima masyarakat di kampung kelahirannya karena mendapat stigma sosial atau dianggap tercela. Pada akhirnya anak-anak ini memilih dunia bebas. Untuk bertahan hidup mereka terpaksa menjual diri. “Pada akhirnya karena ekonomi mereka begitu. Ada juga karena narkoba. Ada beberapa yang kita tangani itu karena narkoba juga,” ucapnya.
Beberapa yang diamankan oleh Sat Pol PP langsung diserahkan ke Panti Asuhan Paramitha Mataram untuk dibina. Hanya saja begitu dipulangkan mereka kembali lagi melakukan aktivitas semula. “Begitu balik mereka berulah. Kami kirim lagi kemudian balik lagi, mereka kembali berulah. Lebih parah lagi motor orang dibawa,” ungkapnya.
Kondisi ini bisa jadi karena selesai rehabilitasi, mereka tidak tahu harus ke mana dan berbuat apa. Saat menjalani rehabilitasi, anak-anak ini memang diajarkan beberapa keterampilan sesuai dengan bakat dan minat. “Begitu mereka kembali ke daerah, mereka kebingungan juga. Nah ini yang sedang kita bicarakan dengan pemerintah rumusnya seperti apa,” tutupnya. (der)