PPL Diminta Rutin Turun Lapangan

Haerul Warisin (DOK/RADAR LOMBOK)

SELONG—Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) memiliki peran yang sangat strategis untuk memberikan pembinaan dan pengawasan kepada para petani. Karena itu, dalam memaksimalkan fungsi dan tugasnya, PPL pun diingatkan supaya lebih rutin turun ke lapangan untuk memantau aktifitas para kelompok tani.

“Namanya juga petugas penyuluh lapangan. Ya tugasnya mereka di lapangan,” kata Wakil Bupati Lotim, Haerul Warisin, Senin kemarin (13/3).

Para PPL ini kata dia, mereka sudah memiliki jadwal tersendiri untuk memberikan pembinaan terhapap para petani. Peran dan tugas mereka itu harus bisa dijalankan semaksimal mungkin. Misalnya memanfatkan jadwalnya itu lebih rutin turun ke desa, komunikasi dengan pemerintah desa, dan mendatangi setiap kelompok tani yang ada di desa tersebut.

Baca Juga :  Normalisasi GOR Sakra Tanggung Jawab Kontraktor

[postingan number=3 tag=”lotim”]

“Mereka jangan hanya datang ke kantor UPP. Kita tidak kehendaki mereka ngerumpi di situ,” pesannya.

Namun sejauh ini dirinya belum pernah menerima laporan adanya keluhan masyarakat  terkait kinerja PPL yang ada di Lotim. Hal seperti itu jangan sampai terjadi. Dia pun mengharapkan agara para PPL tetap memanfaatkan waktu  kerjanya untuk selalu turun ke lapangan.

“Jadi ada istilahnya itu dua hari kerja. Itu bisa digunakan untuk mendatangi kantor UPP itu,” lanjut dia.

Kerja PPL saat ini lanjutnya sudah semakin jelas. Terlebih setelah mereka langsung diawasi oleh masing-masing dinas terkait. Sehingga hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja mereka. Beda dengan sebelumnya, dimana penyuluh hanya bernaung di bidang yang ada di tingkat kabupaten.

Baca Juga :  Lapangan Puyung akan Dijadikan Mini GOR

“Tidak ada dualisme. Kalau sebelumnya mereka punya badan di kabupaten. Tapi saat itu yang mereka kerjakan adalah barangnya dinas. Baik itu embung, bantuan bibit, dan bantuan-bantuan lainnya. Sehingga begitu mereka sekarang di dinas. Artinya badan penyuluh yang sebelumnya eselon dua, sekarang sudah menjadi eselon tiga. Tetap ada tempatnya bernaung, bahkan sekarang lebih riil,” tutup Warisin. (lie)

Komentar Anda