PPKM Darurat Berpotensi Diperpanjang

Petugas Pos Penyekatan Terpapar Corona

PPKM DARURAT: Kota Mataram cukup berdebar menantikan putusan PPKM darurat diperpanjang atau tidak oleh pemerintah pusat. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pemkot Mataram harapharap cemas menantikan keputusan pemerintah pusat tentang perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Keputusan perpanjangan akan diumumkan Senin (19/7) hari ini. Putusan tersebut disampaikan pemerintah pusat saat rapat koordinasi virtual evaluasi dan pembahasan perpanjangan PPKM mikro diperketat dan PPKM darurat, Sabtu lalu (17/7).

 ‘’Nanti kita tunggu saja putusan pemerintah pusat hari senin itu tentang diperpanjang tidaknya PPKM darurat ini,’’ ujar Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana kepada Radar Lombok usai rakor evaluasi dan pembahasan PPKM darurat. Dari hasil rapat evaluasi pemerintah pusat direncanakan PPKM darurat diperpanjang di sejumlah wilayah. Mulai dari 21 Juli sampai 2 Agustus mendatang. Jika nantinya PPKM darurat diperpanjang di Kota Mataram, Mohan mengaku, apa yang sudah dilakukan selama PPKM darurat akan dilanjutkan sembari mempersiapkan tambahan sejumlah fasilitas pendukung. ‘’Kita siapkan tambahan fasilitas untuk antisipasi nanti,’’ katanya.

Hanya saja, dari pemaparan Kementerian Kesehatan, PPKM darurat di Mataram berpeluang atau berpotensi diperpajang. Karena ada sejumlah indikator yang sudah dituntaskan selama PPKM darurat berlangsung. Di antaranya kabupaten/kota dengan situasi pandemi level 3 dan 4, serta terdeteksi varian Delta, membutuhkan respons yang lebih ketat dan penurunan mobilitas penduduk untuk mengendalikan lonjakan kasus. Daerah ini berpotensi PPKM darurat diperpanjang.

Sementara di Kota Mataram, sudah membaik meski ditemukan kasus varian Delta. Walaupun saat ini kondisinya sudah membaik, indikator adanya varian Delta ini yang mempertebal potensi PPKM darurat diperpanjang di Kota Mataram. ‘’Kemungkinan (diperpanjang) kalau kita lihat itu (indikator). Tapi nanti kita lihat dan tunggu putusannya,’’ ungkapnya. Sementara indikator lainnya sudah menurun di Kota Mataram. Seperti testing dan tracing yang harus ditingkatkan serta dilaporkan untuk penemuan kasus.

Sehingga menurunkan positivy rate hingga di bawah 10 persen. Tes harus diprioritaskan bagi suspek (orang bergejala) maupun kontak erat. Selain itu angka kesembuhan cukup tinggi di Mataram dengan persentase 91 persen. ‘’Tapi kalau dengar penjelasan Bu Wagub tadi menyampaikan optimisme dia. Bahkan sudah terkendali juga Mataram tingkat kesembuhan sudah disampaikan secara terbuka oleh Bu Wagub. Semoga itu bisa menjadi pertimbangan agar Kota Mataram turun statusnya menjadi PPKM diperketat,’’ terangnya.

Baca Juga :  Dewan Minta Proyek KIHT Dievaluasi

Sementara penularan Covid-19 di Kota Mataram terus bertambah, setidaknya selama PPKM darurat berlangsung. Hari pertama PPKM darurat dengan penambahan 68 kasus positif. Hari kedua menurun menjadi 32 kasus. Hari ketiga melonjak dengan penambahan 80 kasus positif dan hari keempat melonjak lagi 120 kasus positif. Hari kelima sebanyak 57 kasus. Sedangkan di hari keenam bertambah 141 kasus positif. Angka kesembuhan juga cukup tinggi selama PPKM darurat. Tercatat hingga hari keenam, 146 pasien sembuh dari Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi mengatakan, tren pasien meningkat saat PPKM darurat karena tracing masif yang dilaksanakan pemerintah.

‘’Ada peningkatan. Tapi angka kesembuhan kita juga terus meningkat,’’ katanya. Di sisi lain, personel Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram tumbang juga karena terkonfirmasi positif tertular virus Covid-19. Dari tes swab yang diikuti personel dishub. Hasilnya enam personel dinas perhubungan positif corona. Mereka yang positif ini untuk sementara waktu dibebaskan dari tugasnya. ‘’Sudah dilaksanakan swab tes. Ada enam orang petugas kami hasil tesnya positif,’’ ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, M Saleh kepada Radar Lombokdi Mataram, kemarin (18/7). Hasil swab tes ini cukup menjadi perhatian. Karena lima anggota yang positif adalah petugas lapangan.

Mereka bertugas di pos penyekatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Satunya lagi pegawai bagian administrasi di Kantor Dinas Perhubungan. ‘’Lima personel itu di lapangan. Tugasnya sekarang ini banyak di pos penyekatan. Satu lagi di dalam kantor dishub,’’ katanya. Personel yang positif diperintahkan untuk isolasi mandiri dan masih menunggu hasil tes PCR. ‘’Karena rekomendasinya itu harus PCR setelah swab positif. Yang positif isolasi mandiri dulu tidak boleh kemana-mana dan kita awasi terus,’’ tambahnya. Karena bertambahnya personel yang positif, dinas perhubungan merencanakan untuk melaksanakan swab tes bagi seluruh pegawainya. Upaya ini bagian dari kontak tracing penularan Covid-19. ‘’Kita rencanakan besok Senin (hari ini) swab tes seluruh personel dishub. Kalau tidak bisa kita undur hari Rabu. Kita tunggu kesiapan petugas dinas kesehatan. Tapi untuk petugas lapangan kita. Saya perintahkan langsung swab di lokasi cek poin dan itu sudah dilaksanakan sejak beberapa hari lalu. Kalau yang sekarang hasilnya negatif yang di pos penyekatan,’’ terangnya.

Baca Juga :  Kasus Dugaan Penyelewengan Beasiswa di UMMAT Dihentikan

Karena yang positif ini kebanyakan petugas dalops. Tugasnya cukup krusial di pos penyekatan. Sebagai antisipasi, dinas perhubungan akan menurunkan petugas non dalops untuk bertugas di pos penyekatan. Rinciannya, dinas perhubungan memiliki 57 personel dalops. Sementara yang non dalops jumlahnya ratusan personel. ‘’Itu nanti kalau kita kekurangan tenaga. Tapi sekarang yang non dalops juga kita turunkan di pos penyekatan. Kalau kekurangan sekali nanti kita tambah dari yang non dalops,’’ jelasnya. Saleh cukup menyayangkan personelnya yang berjaga di pos penyekatan terpapar corona. Sementara penularannya belum diketahui asalnya. ‘’Memang yang lima ini bertugas di pos penyekatan. Tapi kan kita tidak tahu dimana dia tertular apakah di penyekatan atau di rumah maupun lingkungannya belum faham kita,’’ katanya. Saat ini cukup banyak pegawai kantor yang terpapar corona. Seperti di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Mataram yang 13 personelnya positif corona. Kantor Bappeda lalu ditutup sementara dan pegawainya bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Dinas perhubungan kini masih menunggu hasil swab tes pegawainya untuk mengupayakan kebijakan serupa. ‘’ Mudah-mudahan tidak. Tapi kalau hasil swab massal itu banyak yang positif. Ya kita pikirkan untuk menutup kegiatan. Tapi yang untuk layanan di kantor,’’ pungkasnya. (gal)

Komentar Anda