PPDB SMK, Pendaftaran Jalur Reguler Lancar

PPDB SMK, Pendaftaran Jalur Reguler Mulus
DAFTAR: Puluhan pendaftar terlihat menyodorkan berkas pendaftarannya pada jalur reguler di SMKN 3 Mataram. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMK memiliki tiga jalur. dari ketiga jalur yang ada, jalur prestasi minim peminat.

“Proses PPDB yang kita selenggarakan tidak ada masalah dan keluhan. Hanya saja satu diantara tiga jalur yang kita sediakan jalur prestasi sepi peminat,” ungkap Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Lalu Hasbulwadi, Senin kemarin (10/7).

Tiga jalur yang disediakan tersebut merupakan salah satu metode meningkatkan kualitas semua sekolah yang ada di NTB. namun terkait sepinya jalur prestasi diinyalir karena peserta didik yang melanjutkan ke SMK lantaran ingin langsung bekerja.

Berbeda dengan SMA, jelasnya, jalur prestasi relative banyak peminat. Ini karena para calon peserta didik berniat melanjutkan studinya hingga ke perguruan tinggi, bukan langsung bekerja.

Baca Juga :  Mendikbud Revisi Aturan PPDB Sistem Zonasi

“Dari kuota 20 persen, sebagian besar hanya 10 persen yang terisi,” bebernya.

Sepiny jalur prestasi disebutnya tidak masalah. yang terpenting jalur lain seperti jalur reguler bisa terisi.

Untuk jenjang SMK, kuota jalur prestasi ditentukan sebanayk 20 persen. Sementara untuk jalur prasejahtera dan reguler masing-masing 30 dan 50 persen. Aturan terkait kuota persentasi ini sudah diatur dalam petunjuk teknis PPDB.

Setiap sekolah diharapkan bisa mengisi kuota yang telah ditentukan pihaknya. Dengan demikian, untuk masing-masing rombongan belajar bisa memenuhi kuota maksimal sebanyak 32 orang siswa.

Baca Juga :  20-21 Juni PPDB SMA/SMK Jalur Prestasi

Sementara itu, Kepala SMKN 3 Mataram yang juga Ketua Musyawarah Kerja kepala sekolah (MKKS) SMK Kota Mataram Umar mengatakan, PPDB tahun ini cukup jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Baginya, PPDB tahun ini cukup kreatif dalam hal membagi dan membatasi siswa untuk menghasilkan siswa yang bermutu.

Salah satu perbedaan yang kontras dirasakannya adalah, terkait pembatasan jumlah setiap rombel. Dia membeberkan, dulu untuk ukuran SMKN 3 Mataram, jumlah rombel yang disediakannya cukup banyak karena peminatnya juga cukup banyak. Namun setelah ditelisik, dia mengakui jumlah yang padat itu tidak terlalu efektif menghasilkan siswa yang bermutu. (cr-rie)

Komentar Anda