Posyandu Keluarga Terus Digenjot

Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan sambutan sekaligus meluncurkan posyandu keluarga di Desa Embung Kandong, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Sabtu (19/9/2020).

SELONG- Revitalisasi posyandu menjadi posyandu keluarga terus digenjot di seluruh kabupaten/kota bahkan desa-desa di NTB.

Posyandu keluarga adalah terobosan dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan berbasis pendekatan keluarga. Posyandu keluarga tidak hanya melayani Ibu dan bayi namun juga melayani remaja dan lansia. “Edukasinya melalui Posyandu. Jadi Posyandu kita akan menjadi pusat edukasi, Posyandu kita akan melayani dari bayi sampai lansia,” ujar Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan sambutan sekaligus meluncurkan posyandu keluarga di Desa Embung Kandong, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Sabtu (19/9/2020).

Pembangunan berbasis desa ini menjadi andalan Pemprov NTB, sehingga diperlukannya sinergitas segala pihak terlebih kepala desa. “Kepala desa yang dibawah binaan bapak Camat ini menjadi kunci di dalam kita membangun desa kita, membangun Lombok Timur, membangun NTB,” tambahnya.

Wagub menilai Desa Embung Kandong sebagai desa yang luar biasa, menerima dan merespon hal positif dengan sigap.” Desa Embung Kandong ini bukan desa biasa. Segala sesuatu yang positif itu mudah di dorong di sini. Tadi disampaikan bank sampah, kemudian juga pembinaan keluarganya, posyandunya. Semuanya itu insya Allah bisa dengan mudah didorong di sini,” ungkapnya.

Wagub menambahkan bahwa Provinsi NTB menjadi provinsi pertama yang mengeluarkan Peraturan Daerah Penanggulangan Penyakit Menular. Hal ini merupakan wujud kasih sayang pemerintah untuk menjaga masyarakat dari virus corona. Jangan dilihat perda ini dari dendanya. ” Jadi denda ini hajatnya adalah untuk bagaimana agar masyarakat kita semua pakai masker kalau di luar rumah. Karena pandemi ini belum selesai dan kita tidak tahu kapan selesainya. Selesainya adalah kalau vaksin sudah ditemukan,” tambahnya.

Langkah yang paling tepat dan bijak untuk saat ini, tambahnya ialah memanfaatkan vaksin yang sudah ada, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Wujud kasih sayang kita adalah dengan menggunakan masker,” ucapnya.

Perda Nomor 7 Tahun 2020 Penanggulangan Penyakit Menular ini harus berbasis desa, sehingga seluruh masyarakat dapat kompak mematuhinya. “Karena tidak mungkin hanya kabupaten saja atau bahkan provinsi, tidak mungkin kalau tidak berbasis desa. Insya Allah mari kita melakukan amalan terbaik saat ini, menggunakan masker, menghindari diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, dari bahaya,” ungkapnya.

Lebih jauh, hadirnya kampung KB sangat membahagiakan bagi Wagub. Sebab dapat diintegrasikan dengan program-program lainnya salah satunya bank sampah. “Kampung KB ini gampang sekali diintervensi, karena sudah ada treatment di situ, ada edukasi di situ,sehingga kalau kita masukin bank sampah cepat menyesuaikan, kita masukkan program-program lain juga cepat menyesuaikan,” terangnya.

Disampaikan bahwa Pemerintah Provinsi NTB sangat bangga dengan program BKKBN tersebut. “Ini Insya Allah dengan sinergi, tidak ada yang sulit, dengan sinergi yang baik Insya Allah semuanya akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang terpenting doa dan ikhtiar itu kita jalankan,” tuturnya.
Terakhir, dengan diluncurkannya posyandu keluarga di Kabupaten Lombok Timur itu, diharap seluruh posyandu di daerah jni menjadi posyandu keluarga bisa melayani bayi sampai dengan lansia. “Terima kasih sekali lagi untuk BKKBN, kepala BKKBN Makasih banyak, sudah berapa kali ke NTB, mudah-mudahan ini semua membawa berkah,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI DR (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) menyampaikan apresiasinya terhadap Pemprov NTB atas terobosan posyandu keluarga. Hasto menerangkan bahwa ini adalah terobosan pertama di Indonesia dan akan diterapkan di seluruh provinsi/K
Kabupaten/kota se-Indonesia. (hms/sal)

Komentar Anda