Porter dan Guide Sembalun Berharap Pelatihan

GUIDE TREKKING: Ketika berlangsung Sosialisasi Geopark Rinjani, Selasa (11/10), para guide dan porter Sembalun berharap ada pendidikan dan pelatihan, agar pelayanan yang diberikan kepada para wisatawan trekking memiliki standarisasi (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

LOTIM—Banyaknya keluhan para tamu (baca wisatawan, red) yang mendaki Gunung Rinjani karena pelayanan kurang maksimal diberikan para porter maupun guide trekking, sudah seharusnya menjadi perhatian pihak terkait. Apalagi peminat pendakian Gunung Rinjani ini tidak sedikit, setiap tahun trennya selalu meningkat.

“Saya ini bekerja menjadi guide trekking Gunung Rinjani sudah hampir 15-an tahun. Namun selama itu pula, hingga kini belum pernah ada yang namanya pelatihan untuk para guide (pemandu wisata, red) dan porter (pembawa barang, red),” kata Ming, salah satu guide trekking Gunung Rinjani ketika berlangsung Sosialisasi Geopark Rinjani, di Hotel & Restaurant Nusantara-Sembalun, Selasa kemarin.

Sedangkan para tamu yang trekking Gunung Rinjani sambungnya, baik itu melalui pintu pendakian Sembalun, maupun Senaru, mereka selalu menuntut pelayanan yang harus memuaskan. Disisi lain, bagaimana melayani wisatawan dengan baik dan benar itulah para guide dan porter butuh arahan dan bimbingan.

“Paling tidak, dengan diberikannya pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk para guide dan porter trekking Gunung Rinjani, ada standarisasi para guide dan porter soal pelayanan. Karena itu, melalui forum ini kami mewakili rekan-rekan guide dan porter trekking Gunung Rinjani, khususnya yang ada di pintu pendakian Sembalun, berharap kepada pihak Disbudpar NTB untuk memfasilitasi Diklat ini,” pinta Ming.

Baca Juga :  Pertina NTB Gelar Pelatihan Pelatih

Menanggapi permintaan para guide dan porter tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)  NTB, HL Moh. Faozal, menyambut baik sekali, dan dalam waktu dekat akan berusaha untuk merealisasikan. “Wisatawan yang berkunjung ke Lombok atau Sumbawa, memang sudah seharusnya mendapatkan pelayanan terbaik. Jauh-jauh mereka datang untuk berlibur, bahkan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, sudah pasti mereka akan kecewa kalau mendapatkan pelayanan yang buruk,” ujarnya.

Soal permintaan Diklat bagi para guide dan porter trekking Gunung Rinjani lanjut Kadisbudpar, pihaknya setuju dan akan membicarakan dengan pihak terkait, dalam hal ini DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB. “Kami (Disbudpar NTB) akan fasilitasi, bahkan mendanai untuk Diklat guide dan porter trekking ini. Insha Allah jelang bulan November nanti kita akan gelar Diklat,” janji Faozal.

Disadari Faozal, wisatawan minat khusus trennya tiap tahun selalu bertambah. “Buktinya, kalau pada tahun 2015 lalu wisatawan mendaki ada sebanyak 57 ribu orang. Maka tahun ini (2016) hingga bulan Oktober, wisatawan yang melakukan pendakian sudah mencapai 87 ribu orang,” paparnya.

Baca Juga :  LLK Berikan Pelatihan Otomotif

Salah satu contohnya adalah para wisatawan asal Malaysia yang berkeinginan untuk berkunjung ke Lombok. “Pada saat kami (Disbudpar NTB) mengikuti kegiatan pameran wisata Matta Fair di Malaysia beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang dengan para pengusaha travel agent di negara tersebut. Ternyata rata-rata paket wisata NTB yang laku dijual adalah paket pendakian Gunung Rinjani,” beber Faozal.

Ramainya wisatawan Malaysia berkunjung ke Lombok ini terbukti juga dari penumpang maskapai Air Asia yang dua kali sehari terbang bolak-balik melayani KLCC (Kualalumpur) – Lombok International Airport (Lombok). “Awal-awal dibuka penerbangan Air Asia rute Kualalumpur – Lombok, penumpang yang berangkat ke Malaysia masih didominasi oleh para pencari tenaga kerja Indonesia (TKI). Namun sekarang, penumpangnya adalah para wisatawan Malaysia,” ulas Faozal.

Sementara Ketua DPD HPI NTB, H. Ainuddin, SH. MH, ketika diminta tanggapan terkait permintaan Diklat guide dan porter trekking Gunung Rinjani, juga menyambut antusias.”Emang itu harapan kami dari jauh sebelumnya. Kita (HPI NTB) harus bisa menyentuh lapisan paling bawah, baik yang berprofesi sebagai pramuwisata atau masyarakat yang berada di daerah wisata,” tandasnya. (gt)

Komentar Anda