SELONG – Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih marak di Lombok Timur. Dalam sepekan ini, terungkap tiga kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Mirisnya, pelaku merupakan orang terdekat korban. Dari jumlah kasus yang ditangani itu, tiga diantaranya terjadi di Kecamatan Pringgasela. Ada ayah yang mencabuli anak kandungnya. Kasus yang sama terjadi di kecamatan Sakra Barat dimana seorang ayah tega memerkosa anak kandungnya. Sementara di Kecamatan Suela seorang ayah mencabuli anak tirinya.” Di Kecamatan Pringgasela korban masih berusia 18 tahun dan pelakunya berusia 55 tahun,” kata Plt Satreskrim Polres Lombok Timur AKP I Gusti Ngurah Bagus Suputra kemarin.
Pelaku juga melakukan kekerasan fisik terhadap korban hingga menyebabkan korban trauma. Kejadian memilukan yang menimpa korban terjadi pada bulan Juni dan Juli 2023, saat ibu kandung korban berada di Malaysia menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mirisnya pelaku mengancam membunuh korban jika menceritakan kasus ini kepada orang lain.
Di Kecamatan Sakra Barat korban masih berusia 9 tahun, dan pelakunya merupakan ayah kandung korban sendiri berusia 53 tahun. Korban sudah berulangkali dilecehkan, sejak 10 Oktober 2023 lalu.
Sementara seorang ayah memperkosa anak tiri yang berusia 20 tahun. Korban dirudapaksa saat nonton TV. Kasus pelecehan ini terjadi pada bulan Juli 2023 lalu.” Sejauh ini sebanyak enam laporan kasus pelecehan seksual terhadap anak yang telah kita terima,” bebernya.
Dijelaskan Suputra, pelaku semuanya merupakan orang terdekat korban yang seharusnya melindungi dan menjaga kesucian korban. Mulai dari orang tua, kerabat dan guru korban.”Semuanya orang terdekat korban, orang yang serumah dengan korban, masih ada hubungan famili, dan kerabat,” bebernya.
Seluruh kasus tersebut secara administrasi sudah diproses, dan telah dikoordinasikan dengan lembaga pemerhati anak di Lotim untuk memberikan perlindungan kepada korban.” Kasus kekerasan seksual terhadap anak ini menjadi atensi dan prioritas penanganan kita tuntaskan,” tegas Suputra.
Sementara terkait upaya pencegahan, diharapkan semua pihak terutama orang terdekat jangan melakukan hal yang tidak bermoral tersebut. “Kita harapkan tokoh agama melakukan edukasi, bagaimana membina mental dan iman seseorang agar bisa menahan hawa nafsu. Selain itu memberikan pandangan dan pemahaman dari sisi agama, bagaimana hukum dan dosanya melakukan persetubuhan terhadap anak sendiri. Angka kasus pelecehan seksual terhadap anak di Lotim cukup tinggi, makanya supaya hal serupa tidak terjadi, semua pihak terutama orang terdekat berkewajiban untuk melakukan pencegahan. Karena tingginya kasus ini merusak nama baik Lotim yang dikenal sebagai kota santri,” ungkapnya.(lie)