
PRAYA – Sebuah video yang memperlihatkan seorang warga bernama Inaq Dewi asal Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, mempertahankan lahannya dari investor viral di media sosial.
Inaq Dewi nekat mempertahankan lahan yang dianggap miliknya. Di video ada perdebatan dengan seorang pria mengenakan helm proyek warna putih sembari mengeluarkan nada intimidasi. “Kenapa pakai parang, pakai tembak bila perlu,” kata pria dalam video tersebut sembari menyingsing bajunya.
Mendapat intimidasi, bukannya membuat nyali Inaq Dewi ciut, namun ia malah menantang balik. “Tembak saja, tembak, tembak aneh tembak,” ucapnya.
Dalam video itu, nampak juga pria yang mengenakan baju hitam lengan panjang bertuliskan “Reskrim Polres Loteng”. Terlihat juga alat berat yang tengah mengeruk lahan.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD NTB yang juga mantan Kades Mekarsari, Azhar, menyayangkan sikap arogansi oknum kontraktor proyek yang mengancam Inaq Dewi saat mempertahankan tanahnya dari penguasaan pemilik proyek atau perusahaan di Dusun Lancing. “Tidak bisa dibiarkan, arogan sekali sampai mau menembak warga. Peristiwa pengancaman terhadap pemilik lahan itu sangat disayangkan,” ungkap Azhar, Senin (3/2).
Politisi Demokrat itu mengungkapkan, Inaq Dewi diancam akan ditembak karena tidak mau tanahnya dikuasai dan diambil oleh perusahaan. “Ada persoalan lahan yang belum diselesaikan, semestinya dibicarakan secara baik-baik, panggil kades, kadus, tokoh masyarakat, tokoh agama, duduk bersama untuk penyelesaian secara musyawarah, bukan malah mau tembak warga. Persoalan lahan di sana tidak pernah diselesaikan dari dulu,” tegasnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lombok Tengah, IPTU Lalu Brata Kusnadi, ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa video viral ini terjadi pada Sabtu (1/2) sekitar pukul 09.00 WITA. Saat itu, anggota kepolisian dari Satreskrim Polres Lombok Tengah sedang melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait dengan adanya dugaan pengerusakan batas tanah yang ada di tempat itu.
“Setelah selesai melaksanakan olah TKP, tiba-tiba datang seorang ibu-ibu dan langsung menghampiri pekerja atau kontraktor (bernama Fais) dan saat itu langsung menebas tangan kiri menggunakan punggung parang. Kemudian spontan Fais ini mengatakan kenapa pakai parang, tembak sekalian,” ungkapnya.
Ia mengklaim kata-kata tembak ini bukan untuk mengancam ibu yang ada dalam video, tapi spontanitas karena kontraktor ini ditebas. “Jadi narasi dalam video yang beredar seolah-olah ibu ini yang akan ditembak tidak benar. Fais ini tidak pernah mengatakan akan menembak ibu, karena dia kena parang maka dia bilang tembak sekalian maksudnya untuk dirinya sendiri,” tegasnya.
Lahan ini berada di bawah naungan PT. Puri Santrian, namun pihaknya tidak menjelaskan secara detail penyebab dari kekisruhan yang terjadi ini. Untuk memperjelas kasus itu, saat ini kepolisian sudah memanggil berbagai pihak yang ada dalam video viral tersebut untuk dilakukan klarifikasi.
“Fais ini adalah kontraktor. Kalau masalah ibu itu belum dibayar lahannya maka nanti akan kita dalami dulu. Kami hanya menanggapi video yang viral ini saja dulu, makanya saat ini kami sedang memeriksa semua saksi-saksi yang ada di video tersebut,” tegasnya. (met)