TANJUNG – Wabup Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Rizkil Watoni (26), seorang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (PUPRKP) Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Rizkil mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, diduga akibat tekanan dan intimidasi dari aparat kepolisian setelah dituduh mencuri sebuah ponsel di salah satu ritel modern di Kayangan.
Kusmalahadi mengaku prihatin atas peristiwa tersebut. Menurutnya, korban dikenal sebagai sosok yang baik dan pekerja keras. “Kami turut berduka. Tidak menyangka karena saat kami sempat menanyakan, almarhum ini ternyata orangnya polos, baik, dan tidak pernah membuat masalah di lingkungan kerja,” ujarnya.
Terkait dugaan intimidasi oleh aparat kepolisian, Kusmalahadi menyatakan belum dapat berkomentar panjang karena kasus ini sedang dalam penyelidikan.
“Kita hargai polisi yang tengah bekerja, dan ini akan menjadi perhatian kami ke depan,” lanjutnya.
Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kondusivitas wilayah dan menyelesaikan permasalahan dengan cara yang baik. “Kita berharap kejadian seperti kemarin (penyerangan Polsek Kayangan) tidak terjadi lagi,” harapnya.
Senada dengan Wakil Bupati, Wakil Ketua I DPRD KLU, Hakamah, juga menyampaikan keprihatinannya. Ia berharap agar penyerangan kantor Polsek Kayangan pada Senin malam (17/3) dapat menjadi pembelajaran bagi pihak kepolisian untuk introspeksi diri. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan masyarakat yang merusak fasilitas negara tetap tidak dapat dibenarkan. “Apalagi ini momen Ramadan. Seharusnya segala permasalahan diselesaikan dengan kepala dingin, dengan kesabaran, dan penuh pertimbangan,” katanya.
Kasus ini juga mendapat perhatian dari DPRD NTB. Anggota DPRD NTB dapil Lombok Utara dari PDIP, Raden Nuna Abriadi, menyoroti tindakan aparat yang dinilai tidak profesional dalam menangani kasus tersebut.
Ia mendesak Kapolda NTB untuk melakukan investigasi secara transparan agar publik memperoleh kejelasan terkait kasus ini. “Kepolisian harus lebih berhati-hati dalam menangani kasus seperti ini. Jangan sampai menciptakan ketakutan di tengah masyarakat,” tegasnya, Rabu (19/3).
Sementara itu, Anggota DPRD NTB dapil Lombok Utara dari Partai Gerindra, Sudirsah Sujanto, mengecam keras kejadian tersebut dan meminta Kapolda NTB segera melakukan investigasi secara transparan terhadap dugaan intimidasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian. “Kalau benar ada intimidasi berlebihan, oknum yang terlibat harus dihukum setimpal. Ini sangat miris dan tidak boleh terulang lagi,” tandasnya.
Hingga saat ini, Polda NTB belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan intimidasi dalam kasus tersebut. Masyarakat dan berbagai pihak berharap ada langkah konkret untuk mengungkap kebenaran serta mencegah kejadian serupa terulang kembali. Kasus ini menjadi perhatian luas di NTB dan menjadi sorotan publik nasional, menuntut adanya keadilan bagi almarhum Rizkil Watoni dan keluarganya. (der/yan)