Polda NTB Usut Lombok Marathon

PANITIA MINTA MAAF

lombok marathon 2017

MATARAM — Kepolisian Daerah (Polda) NTB tidak berpangku tangan atas penyelenggaraan kegiatan Lombok Marathon 2017 yang digelar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB bersama Dinas Pariwisata (Dispar) NTB.

Kepolisian melakukan pengusutan atas penyelenggaraan kegiatan yang menuai protes dari peserta ini.

Sebagai langkah awal, Ditreskrimum Polda NTB telah melakukan permintaan keterangan terhadap beberapa pihak. ‘’Tadi (Minggu) malam sudah ada beberapa yang dimintai keterangan oleh Ditreskrimum terlebih dahulu,” jelas Kapolda Brigjen Pol Firli, Senin kemari (29/1).

BACA : Buat Kecewa Banyak Peserta, Lombok Marathon Memalukan

Selanjutnya pihaknya akan menelusuri bagaimana mekanisme pendaftaran peserta serta biaya yang dibayarkan peserta. Masalah ini akan didalami lebih lanjut dan menjadi domain dari Ditreskrimsus. ” Khusus bidang cyber crime, mereka harus buka webnya Dunia Lari. Sehingga kita bisa kejar itu,’’ ungkapnya.

Firli mengatakan penyelenggaraan Lombok Marathon tersebut sebagai hal yang memalukan dan telah menodai NTB sebagai tempat penyelenggara.  Ia juga kecewa dengan kinerja Dunia Lari selaku event organizer (EO) kegiatan tersebut. “ Saya kecewa, walaupun bukan salah panitia. Tapi sudah saya cek EO-nya dari Jakarta secara online yaitu Dunia Lari. Mudah-mudahan dia tidak lari dari dunia nyata. Karena itu tidak enak bagi warga NTB. Banyak orang asing juga yang datang,’’ ujarnya.

Seharusnya kata dia, sesuai dengan kesepakatan, panitia akan memberikan baju kaos dan medali saat peserta  berhasil melintasi garis finis. Tapi kenyataannya berbeda dan terhambat dengan alasan medali belum datang. “Medali katanya datang sekitar pukul 09.35 Wita. Otomatis terjadi keterlambatan. Makanya saya bilang kepada pemerintah daerah, kalau mengadakan kegiatan bersifat nasional maka perlu dilakukan rapat yang intens dan pastikan panitianya kapabel (mampu) dan memiliki kompetensi yang cukup,’’ tegasnya.

Sementara itu Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Kristiadji mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan beberapa pihak. Diantaranya,panitia penyelenggara dari KONI NTB.Mulai dari ketua KONI maupun yang tercantum sebagai panitia. Kemudian dari EO juga sudah dimintai keterangannya. “ Semuanya sudah kita periksa. Kemarin itu yang kita tangani potensi konfliknya. Kalau Kapolda tidak langsung turun menangani dan terjadi benturan, itu lain lagi, tapi kita berhasil mencegah,’’ terangnya.

Dari hasil pemeriksaan, panitia disebutnya menyiapkan sebanyak 2 ribu  medali. Tetapi oleh KONI NTB mengundang TNI/Polri, PNS dan sekolah untuk meramaikan acara. Itulah yang membuat kapasitas peserta menjadi berlebih. “ Sementara dari setiap kelas, baik yang 42,21,10 maupun 5 kilometer, itu masing-masing dijatah 500 medali,” jelasnya.

Baca Juga :  Polda Mulai Penyelidikan, EO Lombok Marathon Di-Blacklist
lombok marathon 2017
MINTA MAAF : Panitia Lombok Marathon 2017 meminta maaf atas penyelenggaraan kegiatan yang membuat kecewa banyak pihak, Senin kemarin (29/1). (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

Panitia juga kesulitan memilah mana peserta yang membayar biaya pendaftaran dan peserta undangan. Akibatnya, terjadi penambahan peserta yang tidak diantisipasi dengan baik.” Itu juga tercampur antara yang mendaftar membayar dengan yang undangan. Itulah kenapa kelebihan orang yang meminta medali,’’ ungkapnya.

Kasus tersebut menurutnya bisa saja berkembang seperti dugaan terjadinya penipuan. Namun hal tersebut baru bisa diusut jika ada laporan dari masyarakat. “ Harus ada masyarakat yang merasa dirugikan itu melapor. Sampai sekarang belum ada laporan. Peserta dari luar daerah juga sekarang kan sudah kembali ke daerah asalnya. Kita intinya menunggu laporan,’’ terangnya.

Terpisah wadirreskrimsus Polda NTB AKBP I Gusti Putu Gede Ekawana membenarkan pihaknya tengah melakukan penyelidikan. “ Iya sedang penyelidikan. Itu ada perintah langsung Kapolda,’’ katanya tanpa menjelaskan terkait apa penyelidikan yang dilakukan.

Kegiatan berskala internasional, Lombok Marathon 2017 yang diselenggarakan oleh KONI bersama Dinas Pariwisata telah mencoreng citra NTB. Atas banyaknya kekecewaan dalam ajang  tersebut, panitia secara resmi meminta maaf.

Menurut Ketua Panitia Lombok Marathon 2017, Andy Hadianto yang juga ketua KONI NTB menyampaikan, pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan kegiatan tersebut agar sukses dan berjalan lancar. Namun dalam pelaksanaannya, terjadi keteledoran dari pihak EO terkait pengadaan medali. “Saya minta maaf terhadap pristiwa kemarin. Kalau ada peserta yang daftar ikut lomba melalui jalur resmi, sampai finis dengan sesuai waktu yang ditentukan tapi tidak dapat medali, kita akan kirimkan medalinya,” ujar Andi dalam jumpa pers, Senin kemarin (29/1).

Disampaikan Andi, jumlah peserta yang mendaftar dan berbayar hanya 1.300 orang. Peserta itulah yang didahulukan untuk mendapatkan medali. “Jumlah medali yang kita siapkan itu 2 ribu, jadi tidak akan pernah kekurangan medali sebenarnya bagi yang bayar,” katanya.

Jumlah peserta yang ikut Lombok Marathon cukup banyak. Banyak diantara mereka ikut secara gratis. Andi sendiri gembira dengan antusias peserta, namun karena kesalahan EO, event tersebut dianggap tidak sukses.

Oleh karena itu, dirinya akan melakukan evaluasi terhadap EO yang telah digunakan. Padahal, Lombok Marathon sebelumnya berjalan sukses dengan EO yang sama. “Ini memang insiden, dan saya siap carikan EO yang lebih baik lagi jika kita akan selenggarakan lagi Lombok Marathon tahun depan,” ucap Andi.

Untuk biaya peserta mendaftar, nilainya berbeda-beda tergantung kategori yang diikuti. Kategori Full Marathon sejauh 42.195 kilometer pendaftarannya Rp 750 ribu, Half Marathon sejauh 21.097 kilometer Rp 650 ribu, 10 kilometer Rp 450 ribu, 5 kilometer Rp 350 ribu dan untuk Ekiden Marathon 42.195 kilometer biayanya Rp 2 juta bagi 4 orang. Peserta Lombok Marathon ini, jumlahnya ribuan yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri.  Pelari dari luar negeri ini dari 14 negara diantaranya, Amerika Serikat, Austarlia, Belanda, Kanada, Denmark, China, Francis, Jerman, Jepang, Malaysia. Ada juga Kenya, Puerto Rico, Singapura dan  Ukraina.

Baca Juga :  Polda Mulai Penyelidikan, EO Lombok Marathon Di-Blacklist

Ditegaskan Andi, pihaknya sama sekali tidak mencari keuntungan apapun dalam kegiatan tersebut. Bahkan selama 6 kali melaksanakan kegiatan sejenis, selalu saja mengalami kerugian. Namun hal itu bukan menjadi masalah bagi dirinya. “Kita ini bukan lembaga profit, mengadakan kegiatan ini hanya karena senang saja,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, HL Moh Faozal mengaku sangat tertekan atas peristiwa tersebut. Mengingat, selama ini NTB telah membangun citra baik dengan perjuangan yang cukup panjang.

Dispar sendiri telah melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggungjawab. Namun ada kendala dari pihak Dunia Lari yang membuat semuanya rusak. “Kita harus kembalikan lagi kepercayaan orang luar terhadap NTB,” katanya.

Terdapat dua langkah yang bisa dilakukan sebagai bentuk keseriusan mengembalikan kepercayaan publik. Pertama, mensukseskan event sport tourism pada tanggal 3 Mei di NTB yang memiliki banyak peminat. Bahkan hingga saat ini sudah ribuan orang yang telah mendaftar.

Langkah kedua yang bisa diambil yaitu evaluasi serius terhadap EO atas peristiwa yang telah mencoreng nama NTB itu. “Mari sama-sama kita benahi semuanya. Kesalahan yang ada menjadi pelajaran,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, Tribudi Prayitno selaku fasilitator jumpa pers tersebut menyampaikan, tragedi dalam event Lombok Marathon merupakan musibah bersama. “Musibah ini bisa terjadi dalam kegiatan apa saja,” tutupnya.

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin yang dikonfirmasi kembali, masih menyesalkan hal memalukan itu bisa terjadi. “Untuk medali saja kenapa mesti harus dari Singapura sih. Kenapa tidak buat disini saja,” ujarnya.

Hal yang disesalkan Wagub, event tersebut telah dipersiapkan dengan baik. Waktu persiapan juga sudah cukup lama. Namun anehnya, untuk urusan medali saja bisa molor hingga pada hari kegiatan. “Sebelum kegiatan juga seharusnya medali sudah harus siap. Panitia yang harus lebih matang lagi, dan jangan sampai terjadi lagi nantinya,” kata Wagub.(gal/zwr)

Komentar Anda