Polda Mulai Penyelidikan, EO Lombok Marathon Di-Blacklist

Lombok Marathon 2017
Lombok Marathon 2017

MATARAM — Kepolisian Daerah (Polda) NTB memastikan keseriusannya mengusut  penyelenggaraan kegiatan lomba lari Lombok Marathon  2017 yang digelar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB bersama Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Minggu lalu (28/1).

Setelah diawali di direktorat reserse kriminal umum (Ditreskrimum), kini pengusutan tersebut dilimpahkan untuk ditangani oleh direktorat reserse kriminal khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB. “ Kita tindaklanjuti. Dari Ditreskrimum kemarin saya serahkan (limpahkan) ke Ditreskrimsus Polda NTB,’’ ujar Kapolda NTB Brigjen Pol Firli Selasa kemarin (30/1).

BACA : Buat Kecewa Banyak Peserta, Lombok Marathon Memalukan

Meski demikian, Polda belum bisa memastikan berkaitan dengan delik dugaan pidana yang dilakukan. Dijelaskan, penyidikan yang dilakukan harus didahului dengan penyelidikan untuk mengumpulkan barang bukti dan keterangan dari saksi-saksi. Hal itu untuk menentukan apakah ada peristiwa pidana yang yang dilakukan. ‘’ Itu dulu, nanti kalau sudah ada ini pidana melanggar pasal sekian. Baru kita tingkatkan ke penyidikan. Sekarang baru penyelidikan. Wong sekarang belum ada yang kita periksa. EO (Event Organizer) dari Jakarta saja belum ada kita periksa,’’ katanya.

Awalnya kata dia, kepolisian hanya meminta keterangan dari saksi yang ada di lokasi terjadinya keributan. Rencananya,  polisi akan memanggil dan meminta klarifikasi dari pihak Dunia Lari yang ditunjuk sebagai EO oleh panitia. ‘’ Pasti kita akan telusuri. Sekarang kan kita baru mendapat cerita atau keterangan di kantor gubernur kemarin bahwa panitianya itu dari Dunia Lari. Kan tidak ada di TKP (Tempat Kejadian Perkara)  kita temukan simbol-simbol dari Dunia Lari. Harus kita cari Dunia Lari dimana. Kantornya dimana, websitenya apa,’’ terangnya.

Masih dalam tahapan awal penyelidikan, Ditreskrimsus Polda NTB sudah menerima surat verifikasi dari panitia daerah Lombok Marathon. “ Iya dengan panitia daerah sudah (diterima),’’ pungkasnya.

Baca Juga :  Polda NTB Usut Lombok Marathon

Peristiwa memalukan yang telah merusak citra NTB akibat event Lombok Marathon 2017, masih menjadi sorotan banyak pihak. Mengingat, untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang telah rusak itu tidaklah semudah menyampaikan permintaan maaf.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTB, H MNS Kasdiono yang berada di lokasi saat penyelenggaraan kegiatan Lombok Marathon, sangat mengetahui secara pasti pelaksanaan bertaraf internasional itu. “Sangat tidak profesional pelaksanaannya itu. Masa sampai hari H medali belum siap,” ucapnya.

Panitia penyelenggara, menurut Kasdiono tidak layak saling mencari kesalahan. Terbukti di lokasi, semua panitia yang terlibat tidak pernah menenangkan peserta yang kecewa dengan permintaam maaf. Budaya saling menyalahkan dan tidak mengakui kesalahan, seharusnya dihilangkan dari dalam diri.

Sebagai langkah tegas menyikapi semua keteledoran yang ada, Kasdiono menyerukan kepada semua pihak untuk memblacklist Dunia Lari sebagai EO kegiatan tersebut. “EO harus diblacklist, tidak boleh EO Dunia Lari itu dilibatkan di seluruh kegiatan yang ada di NTB,” ujar politisi partai Demokrat ini.

Menurut Kasdiono, EO tersebut sudah tidak bisa dipercaya lagi. Sebuah kegiatan berskala internasional justru tidak dipersiapkan dengan baik. “Track record EO ini sebenarnya memang tidak bagus. Di tempat lain juga beberapa kali  membuat kekecewaan,” ungkap Kasdiono.

Kepada  KONI NTB, Kasdiono mngingatkan agar pristiwa serupa tidak terjadi lagi. Semua kegiatan, harus dipersiapkan semaksimal mungkin sehingga tidak mengecewakan banyak orang. Mengatur waktu dan memanfaatkannya menjadi salah satu kunci sukses sebuah kegiatan.

Kegiatan Lombok Marathon yang diikuti peserta mencapai 5 ribu orang, merupakan event besar yang seharusnya semakin membuat nama NTB melejit. Namun yang terjadi justru sebaliknya. “Permintaan maaf juga telat menurut saya, itu kan kemarin di media minta maaf. Saat di lokasi, tidak ada satupun panitia yang minta maaf,” tutur Kasdiono.

Baca Juga :  Polda NTB Usut Lombok Marathon

Saat ini, kegiatan Lombok Marathon telah diusut oleh kepolisian. Kasdiono berharap pristiwa memalukan dalam kegiatan Lombok Marathon menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Terlebih lagi jika mengadakan kegiatan berskala besar, haruslah dipersiapkan semuanya dengan baik agar nama daerah tidak menjadi korban.

BACA JUGA: Polda NTB Usut Lombok Marathon

Untuk biaya peserta mendaftar, nilainya berbeda-beda tergantung kategori yang diikuti. Kategori full marathon sejauh 42.195 kilometer pendaftarannya Rp 750 ribu, half marathon sejauh 21.097 kilometer Rp 650 ribu, 10 kilometer Rp 450 ribu, 5 kilometer Rp 350 ribu dan untuk Ekiden Marathon 42.195 kilometer biayanya Rp 2 juta bagi 4 orang.

Peserta Lombok Marathon ini, jumlahnya ribuan yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negeri.  Pelari dari luar negeri ini dari 14 negara diantaranya, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Kanada, Denmark, China, Francis, Jerman, Jepang, Malaysia. Ada juga Kenya, Puerto Rico, Singapura dan  Ukraina.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, HL Moh Faozal menegaskan, pihaknya juga sangat menyesali adanya peristiwa memalukan yang diakibatkan terlambatnya medali datang. Meskipun begitu, dirinya berharap semua pihak tidak lagi membesar-besarkannya lagi.

Menurut Faozal, memajukan daerah tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Peran berbagai pihak dan seluruh lapisan masyarakat sangat penting. “NTB akan susah maju ya War selama di antara kita susah saling mendukung, dan cenderung suka saling cari kesalahan dan kelemahan,” kata Faozal. (gal/zwr/cr-isn)

Komentar Anda