Polda: Dari Tiga ABK Hilang, Baru Satu Korban Ditemukan

Tim Labfor Amankan Rekaman CCTV Sebelum Kapal Terbakar

PEMERIKSAAN: Tim Labfor Polda Bali terlihat melakukan pemeriksaan di Kapal MT Kristin Surabaya, untuk mencari petunjuk dan penyebab insiden kebakaran. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pencarian anak buah kapal (ABK) MT Kristin Surabaya yang terbakar di perairan Ampenan, terus dilakukan. Hingga saat ini, baru satu dari tiga orang ABK dinyatakan hilang, yang sudah ditemukan. Bukan dua orang seperti yang disebutkan Plh Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Lalu Muhammad Iwan Mahardan, pada pemberitaan sebelumnya.

Lalu Iwan saat konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara, Selasa kemarin mengatakan, dari 17 orang yang ada di kapal saat kebakaran terjadi, 3 orang dinyatakan hilang. Namun sehari setelah kejadian, satu dari 3 orang itu ditemukan di kapal yang terbakar, dan identitasnya berhasil diidentifikasi. “Korban yang ditemukan atas nama Sukirman,” katanya, Selasa (28/3).

Jarak beberapa jam dari penemuan jasad Sukirman, tepatnya pada Senin siang kemarin, nelayan menemukan sosok jasad mengapung yang diduga itu adalah korban atas insiden kebakaran kapal MT Kristin. Namun ketika dihampiri ke lokasi oleh petugas, jasad korban itu tenggelam lagi. “Jadi Satgas hanya menemukan satu buah sepatu miliknya korban,” sebutnya.

Siapa pemilik sepatu yang ditemukan, belum diketahui identitasnya. “Jadi kesimpulannya, baru satu korban yang berhasil dievakuasi, atas nama Sukirman,” beber Iwan mengklarifikasi.

Selasa kemarin, saat Tim Satuan Tugas (Satgas) Laboratorium Forensik (Labfor) kembali menemukan yang diduga potongan tubuh korban. Namun untuk memastikan identitas pemilik dari potongan tubuh itu, masih dianalisa tim disaster victim identification (DVI) dan memerlukan waktu. “Potongan tubuh itu ditemukan di atas kapal, pada saat tim labfor melakukan pemeriksaan,” katanya.

Kepala Biddokes Polda NTB, Kombes Pol Sumarsono menjelaskan, pihaknya menyimpulkan potongan tubuh itu miliknya Sukirman setelah melalui autopsi, tes DNA dan lainnya. “Melalui tes DNA, kemungkinan besar itu adalah jasadnya Sukirman,” bebernya.

Selain melakukan pemeriksaan secara medis, pihaknya juga mendatangkan lima dari 14 orang yang selamat, yang kenal betul dengan para korban. “Yang ditemukan hanya punggung dan kaki korban, yang sudah putus-putus,” sebutnya.

Data-data dari korban yang hilang juga sebelumnya dikumpulkan. Mulai dari ciri-ciri, pakaian dan properti terakhir yang digunakan oleh para korban. “Dari situ kita bisa mendeteksi, bahwa korban yang ditemukan itu adalah Sukirman, satu-satunya (korban hilang) yang memakai setelan pakaian berwarna orange,” sebutnya.

Baca Juga :  Jualan Sabu karena Permintaan Ibu

Terhadap jasad korban, rencana akan dipulangkan Rabu 29/3) ke kampung halamannya, di Cirebon, Jawa Barat. “Sudah berkoordinasi dengan keluarganya, mungkin besok pagi atau siang kita kirim ke Jakarta, dan akan langsung di arahkan ke Cirebon,” katanya.

Sementara Direktur Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Dit Polairud) Kombes Pol Kobul Syahrin Ritonga mengatakan, posisi kapal MT Kristin sudah diamankan di pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Alasan kapal digeser dari laut dengan pertimbangan untuk menghindari kapal terombang-ambing pasca insiden tersebut.

“Di dalam aturan pelayaran, kita harus mencari pelabuhan yang paling dekat. Dan pelabuhan yang paling dekat itu adalah Lembar. Maka langkah kami saat itu membawa ke pelabuhan,” ucap dia.

Saat ini, fokus Polda NTB untuk memberikan pertolongan, penyelamatan serta pencarian korban. Bersama tim maritim lainnya, masih melakukan pencarian di lapangan untuk mencari korban.

“Polda sendiri menerjunkan hampir semua kekuatan sepenuhnya, mulai dari menggerakkan para personel Polairud yang berada di Lembar, Senggigi dan KLU. Setiap hari mereka beroperasi mencari keberadaan korban,” tegasnya.

Dalam menyelidiki penyebab kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) tersebut, pihaknya mengundang Tim Labfor dari Bali. Dan pada Selasa kemarin, Tim Labfor sudah turun ke lokasi kejadian. “Pemeriksaan pada hari ini sudah berlangsung sekitar 2 jam. Mereka olah TKP di seputaran areal yang diduga lokasi awal kebakaran,” ujarnya.

Dari pemeriksaan di TKP yang dilakukan Tim Labfor, sejumlah petunjuk yang dibawa. Salah satunya mengenai rekaman CCTV di kapal, yang memperlihatkan secara sepintas para korban terlihat melintas menuju ke lokasi sebelum ledakan dan kebakaran terjadi di kapal.

“Dalam rekaman CCTV itu, terlihat secara sepintas bahwa tiga orang korban berjalan menuju tempat ledakan. Namun untuk penyebab pastinya masih diteliti. Mereka melihat apa yang bisa dijadikan alat bukti, untuk mereka uji. Salah satu yang dibawa rekaman CCTV,” terangnya.

Baca Juga :  Pembahasan UMK Masih Menunggu Petunjuk Kementerian

Tidak dipungkiri sebelum terbakar, kapal MT Kristin Surabaya mengeluarkan suara ledakan. Penyebab ledakan itu masih diselidiki. “Sudah saya tanyakan itu ke Labfor, mereka minta waktu satu minggu,” timpalnya.

Saat ini, fokusnya masih pada pencarian para korban. Namun berdasarkan pemeriksaan awal terhadap kapal, kebakaran tidak sampai pada tangki tempat penyimpanan BBM. Untuk area pencarian, lanjutnya, hampir semua pesisir disasar. Mulai dari Senggigi, Gili Nanggu, Sudak dan Gili Gede. “Pencarian kita perkirakan mencapai 40-50 mil dari TKP,” bebernya.

Tidak dipungkiri, bahwa tim inafis menemukan yang diduga potongan organ. Menyinggung soal apakah di kapal masih ada korban atau potongan tubuh korban lainnya, Kobul belum bisa memastikannya. Tidak menutup kemungkinan juga nanti, lanjutnya, tim menemukan adanya potongan organ dari korban. “Nanti, apakah itu merupakan organ beneran atau tidak, nanti tim Biddokes yang membuktikan itu,” ujarnya.

Perihal dengan 14 korban yang selamat, mereka sudah diperiksa. Pemeriksaan berkaitan dengan kronologis kejadian. Namun apa yang menjadi hasil pemeriksaan masih belum disebutkan. “Nanti saja, konsumsi penyidik itu,” tepisnya.

Dalam insiden kebakaran yang terjadi Minggu (26/3) lalu, sekitar pukul 14.45 WITA, di Pantai Bintaro, Ampenan, Kota Mataram. Kapal MT Kristin Surabaya membawa BBM jenis pertalite sebanyak 5.900 kiloliter, yang rencananya akan melakukan droping BBM ke Teluk Benoa Bali. Namun karena Depo Teluk Benoa full kapasitas, sehingga dialihkan untuk melakukan droping ke Depo Pertamina Ampenan yang notabene sedang krisis bahan bakar.

Menurut informasi, sekitar pukul 14.30 WITA, kapal MT Kristin Surabaya sedang menunggu antrian untuk mendistribusikan BBM jenis pertalite ke Depo Pertamina Ampenan.

Lalu tiga orang ABK menuju ke depan kapal untuk menurunkan jangkar. Akan tetapi tiba-tiba terjadi ledakan, dan dalam waktu bersamaan bagian depan kapal mengalami kebakaran. Sekitar pukul 15.00 WITA, seluruh ABK dan Kapten MT Kristin Surabaya menyelamatkan diri dengan sekoci dan dievakuasi oleh nelayan sekitar pantai Ampenan. (cr-sid)

Komentar Anda