Pihaknya kata Imam belum mengetahui terafiliasi kedua pelaku penembakan dengan jaringan atau kelompok radikal tertentu. Polisi masih melakukan pelacakan. ” Nanti kalau sudah ditangkap baru diketahui. Nanti kita tanya dia jaringan dan terafiliasi dengan kelompok mana. Yang jelas dia itu orang-orang dari kelompok garis keras,” terangnya.
Polisi juga masih menyelidiki peluru yang bersarang di tubuh kedua korban. Namun jenis peluru ini belum diidentifikasi. Peluru yang dikeluarkan dari tubuh Bripka Abdul Gafur sudah berbentuk gepeng. Sedangkan peluru yang menembus tubuh Bripka Zainal Abidin berjenis panjang yang biasa digunakan di jenis peluru kaliber 5,56 mm. ‘’ Pelurunya ini buatan pabrikan. Tapi kita belum tahu ini pelurunya jenis apa. Ini masih kita dalami dan teliti. Begitu juga dengan jenis senjatanya. Akan kita dalami juga,” jelas Imam.
Menurut keterangan korban, ia ditembak dari jarak dekat. Ada kemungkinan itu menggunakan senjata rakitan. ”Itu baru kemungkinan. Senjata rakitan itu bisa dimasukkan peluru jenis apa saja. yang penting lobangnya sesuai dengan kalibernya,’’ ungkapnya.
Paska penembakan, cecara umum keadaan di wilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima tetap dalam keadaan kondusif. Namun kepolisian menetapkan Kota Bima menjadi siaga satu. Semua personel Polri di Kabupaten Bima dan Kota Bima dalam tahap siaga paling tinggi. ‘’ Untuk daerah Bima sudah ditetapkan siaga satu,’’ ujarnya.