GIRI MENANG– Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP Lombok Barat Baiq Yeni S. Ekawati mengaku serba salah melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar bundaran Giri Menang Square (GMS) Gerung, utamanya mereka yang berjualan di trotoar jalan.
Jika diambil tindakan tegas dengan mengangkut lapak-lapak pedagang, nanti dianggap tidak humanis atau tidak berprikemanusiaan. Sementara jika tetap dibiarkan, maka akan mengganggu lalu lintas selain juga mengganggu keindahan kota. “ Jadi sebenarnya kami masih menunggu kapan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lobar) siap. Kami ini siap kapan saja apabila diminta,” ungkap Yeni kemarin.
Yeni mengaku sangat tegas. PKL hanya boleh berjualan dari pukul 17.00 WITA hingga 23.00 WITA. Setelah berjualan, lapak atau gerobak harus dirapikan. Tidak boleh berjualan pagi dan siang atau meletakkan gerobak begitu saja sehingga terkesan kumuh. “Kalau ada di luar jam itu, kita angkut,” tegasnya.
[postingan number=3 tag=”pkl”]
Tetapi Yeni sendiri tidak memungkiri bahwa masih saja ada PKL yang masih meletakkan lapaknya di sekitar GMS, sehingga terkesan agak kumuh, karena menggunakan bahan-bahan dari kayu dan spanduk bekas. Belum lagi dengan tenda-tenda bantuan Disperindag di dalam Kantor Perpustakaan Daerah yang berada di tepi GMS. Tenda-tenda itu kata Yeni terlihat kumuh. “Tenda-tenda itu saya lihat tidak digunakan juga oleh PKL. Sore, malam tidak ada yang gunakan. Kalau memang tidak ada yang gunakan, lebih baik dipindahkan saja oleh Disperindag, daripada terlihat kumuh,” jelasnya.
Satpol PP Lobar lanjutnya tetap berkomitmen untuk membantu menciptakan situasi yang nyaman bagi masyarakat di GMS. Bahkan apabila nanti Disperindag seperti wacana akan meminta dua personel Satpol PP untuk mengawasi PKL yang tidak tertib di GMS, pihaknya siap menerjunkan anggota. “Jadi sekali lagi, untuk saat ini kita serba salah mau menertibkan. Harus ada tempat relokasi yang disiapkan, baru nanti kita bisa bertindak tegas. Kita siap nanti bila diminta bantuan personel di sana,” tandasnya. (zul)
