MATARAM — Penanganan kasus tewasnya pekerja migran Indonesia (PMI) berinisial GF, asal Desa Waringin, Suralaga, Lombok Timur yang tertembak di Malaysia. Dalam rilis yang diterima Disnakertrans NTB, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, kini sedang melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk melakukan penyelidikan tehadap kasus yang menewaskan pria usia 40 tahun tersebut.
Hanya saja, karena medan di sekitar lokasi kejadian adalah hutan belantara, turut menghambat proses pencarian tersangka. ”Berharap tersangka dapat ditemukan untuk diadili, serta dijatuhi hukuman sesuai hukum yang berlaku di Malaysia,” kata Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi, Selasa (6/8).
Dari informasi Polis Daerah Miri Sarawak, GF ditemukan meninggal dunia di ladang sawit pribadi, di kawasan Sepupok, Batu Niah, Miri, Sarawak, Malaysia, pada 29 Juli 2024. Diduga GF adalah korban pembunuhan. Hal ini berdasarkan hasil autopsi Bagian forensik RS Miri yang dilakukan pada 31 Juli 2024. Dimana hasil autupsi menemukan ada tembakan di bagian dada GF.
”Informasi kematian laki-laki berusia 40 tahun asal dari Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut, diperoleh KJRI Kuching dari Ibu Pejabat Polis Daerah (IPD) Miri, Sarawak, pada 31 Juli 2024,” jelas Aryadi.
Sebagai upaya menindaklanjuti informasi mengenai kematian GF, maka pada 5 Agustus 2024, KJRI Kuching telah melakukan pertemuan dengan Ketua Polis Daerah Miri, di kantor IPD Miri ACP, Alexson Naga Anak Chabu.
Oleh Ketua Polis Daerah Miri, menjelaskan kronologi kematian GF. Dimana peristiwa penembakan itu terjadi pada 29 Juli 2024 sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat. Tidak ada saksi mata yang melihat saat terjadinya penembakan. Tapi ada 4 orang saksi yang juga merupakan WNI yang bekerja di ladang tersebut.
Saat itu saksi mendengar suara ledakan disekitar kebun. Namun begitu mencari sumber suara ledakan, mereka melihat korban GF yang sudah terbaring dengan luka di sekujur tubuh, namun masih bernyawa.
”Pihak kepolisian Miri juga menambahkan, bahwa luka di sekujur tubuh korban GF terjadi karena pelaku menggunakan senapan dengan peluru tabur yang mengakibatkan banyaknya luka tersebar di tubuh korban, dengan tiga luka tembus di bagian dada yang berakibat fatal,” terangnya.
Selanjutnya para saksi segera membawa GF ke pondok terdekat. GF sempat mengatakan bahwa ada pencuri yang masuk ke dalam pondoknya, sebelum akhirnya GF meninggal dunia.
Atas kejadian ini, pihak IPD Miri telah mengambil kesaksian keempat orang tersebut, dan melakukan pencarian terhadap tersangka pelaku penembakan. ”Saat ini pihak majikan atau pemilik ladang, dimana korban GF bekerja, sedang mengurus proses pengiriman jenazah untuk dimakamkan di kampung halamannya di Lombok Timur,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi menimpali Pemprov menaruh perhatian serius atas meninggalnya PMI asal Lombok Timur yang tertembak di Malaysia. Dia memastikan bahwa pahlawan devisa itu akan mendapatkan keadilan atas kematiannya. ”Nanti kita pelajari, dan pasti kita akan menaruh perhatian serius untuk nasib dan keadilan warga kita,” timpalnya.
Sembari mempelajari seksama kasus yang menewaskan GF, Pemprov melalui Disnakertrans NTB saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Pemkab Lotim, guna memastikan jenazah GF bisa dipulangkan sampai ke kampung halamannya. (rat)