Pinjam Sepatu Teman, Lolos Seleksi Liga 1

PEMAIN LIGA 1 : Uswatun Hasanah pemain Liga 1 asal NTB saat bermain pada sebuah pertandingan belum lama ini.

Sepak bola merupakan olahraga yang banyak digemari lelaki. Namun tidak bagi Uswatun Hasanah, karena hobinya dengan olahraga sepak bola mengantarkanya menjadi salah satu pemain bola perempuan dari NTB yang bermain di Liga 1.

ATUN sapaan akrabnya menceritakan kegemerannya terhadap sepak bola sejak dirinya memasuki sekolah dasar (SD). Dia biasa bermain
sepak bola bersama dengan teman-teman sekolah di sela-sela jam istirihat sekolah.

Karena menurutnya olahraga ini sangat menarik untuk bisa dilakukan oleh seorang perempuan. “Memang sudah hobi dari kecil, tapi kalau tahu tentang bola belum semuanya. Paling mainnya yang di tahu bagaimana tekniknya,” ujar Uswatun Hasanah kepada Radar Lombok saat ditemui di Rembiga Kota Mataram, kemarin.

Karena menyukai olahraga bola, Atun pun memiliki beberapa koleksi jersey atau baju bola hingga sepatu bola. Perlengkapan bola miliknya biasa dipakai ketika mengikuti pertandingan, salah satunya pada perlombaan 17 Agustus.

“Pertama beli sepatu bola yang harga Rp 70 ribu buat ikut bola, karena suka bola sering ikut lomba-lomba tanding. Apalagi waktu 17 Agustusan,” ujarnya. Ia mengaku, sebelumnya dirinya pernah mengikuti olahraga bulu tangkis di kampung halamannya Sumbawa. Namun karena harus berkuliah di Mataram, dia berhenti berlatih.

Sampai pada akhirnya, ia mengikuti seleksi untuk masuk klub perempuan di NTB. “Kalau saya sendiri pertama kali masuk di bola itu 2017. Pertama saya olahraganya bulutangkis, tapi semenjak pindah ke Mataram buat kuliah sudah jarang kursus. Ya waktu itu coba ikut-ikutan seleksi klub bola di Neo Angel di NTB,” ucapnya tersenyum tipis.

Klub tempatnya bergabung saat ini sudah mengikuti beberapa pertandingan. Yakni pertandingan piala Menpora di Bali itu juara 2. Kemudian di 2018 atau 2019 medapatkan piala pertiwi di Jakarta, sayangnya gugur dan tidak masuk semifinal. Kendati demikian, tidak berselang lama, dia ditawarkan untuk mengikuti seleksi Liga 1.

“Saya waktu itu ditawarin sama pelatih buat ikut seleksi Liga 1, kebetulan juga Liga 1 ini baru terbentuk buat pesepak bola perempuan. Saya ikut seleksi di PSM Makassar,” akunya. Namun, perjuangannya untuk bisa lolos seleksi tersebut Atun harus bersaingan dengan ratusan pesepak bola perempuan dari beberapa daerah. Dimana memiliki kemampuan cukup bagus dari pertandingan. Bahkan dirinya pesimis bisa lolos dalam seleksi tersebut. “Nah waktu ikut seleksi  di situ sempat minjam sepatu teman, akhirnya lolos dan ujung-ujungnya bisa beli sendiri karena sudah ada gaji dari Liga 1,” tutur perempuan 23 tahun tersebut.

Ia mengatakan, seharusnya dirinya dalam beberapa bulan lalu dirinya akan berangkat lagi untuk mengikuti pertandingan Liga 1. Tetapi karena adanya wabah virus corona (Covid-19) terpaska ditunda. “Sebenarnya kalau tidak ada corona ini April kemarin
berangkat lagi buat Liga 1 di Jakarta,” ucapnya. Sementara itu, menjadi pemain bola dan bisa masuk hingga ke Liga 1 saat ini tidaklah mudah. Meskipun menjadi pemain sepak bola perempuan, ia mendapat dukungan dari pihak kelurga. Karena memang hobinya tersebut telah diketahui sejak kecil. “Keluarga mendukung, dari SD sudah ditahu suka main main bola. Waluapun ada beberapa tetangga  yang juga heran kenapa milih jadi pemain bola perempuan. Teman-teman kampus juga begitu, banyak yang heran tapi tetap didukung,”
kata salah satu Mahasiswi UNDIKMA tersebut. (dev)

Komentar Anda