
SELONG – Pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Rabu kemarin (13/12) berlangsung lancar. Meski terdapat beberapa permasalahan, namun secara umum pelaksanaan pilkades yang diikuti 158 desa berlangsung damai.
Kapolda NTB Brigjen Pol Drs Firli, M.Si yang didamping Kabid Propam AKBP Nuroddin, Wadir Intelkam AKBP Rade Mangaraja Sinambela, Wadansat Brimob, Kapolres Lotim, AKBP M Eka Fathurrahman, Kabag Ops Res Lotim Kompol Syafruddin, Kasat Intelkam AKP Muh Nur, Kasat Binmas Res Lotim, Iptu Sigit P, dan Kapolsek Keruak Iptu Arif Budiman, bersama Danramil Keruak Kapten Inf. Bimo Sakti, terlihat turun langsung untuk mengecek sejumlah TPS di Dusun Batu Rimpang Utara, Desa Dane Rase, Kecamatan Keruak, yang merupakan salah satu desa yang sempat memanas.“Pengecekan ini sebagai bentuk kepedulian kepolisian dalam menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah ketika pemilihan kepala desa serentak sedang berlangsung,” jelas Kapolda, Rabu kemarin (13/12).
Kapolda juga menyampaikan penekanan terhadap warga setempat, agar sama-sama menjaga stabilitas keamanan dalam pelaksanaan pilkades ini. “Mari kita jaga pesta demokrasi ini dengan baik, dan kalau ada masalah selesaikan dengan baik pula. Jangan mudah terprovokasi,” imbaunya.
Sementara Camat Keruak, Mustamin Hasim mengaku berterima kasih dengan kedatangan orang nomor satu di Kepolisian Daerah NTB tersebut ke wilayahnya. Kedatangan Kapolda NTB menurutnya, dapat memberikan kenyamanan di wilayahnya. ”Karena kita indikasikan ada satu desa yang rawan, ternyata langsung didatangi Kapolda. Sudah barang tentu ini banyak manfaat bagi kami,” ucapnya.
Disampaikan, terjadinya gesekan di Desa Dane Rase, akibat adanya masyarakat yang tidak masuk dalam DPT. Namun berkat kerja sama yang baik dengan pihak kepolisian, masalah DPT bisa diatasi. Dimana masyarakat yang tidak mendapat undangan, cukup membawa membawa KTP dan surat rekomendasi dari Dukcapil. “Tidak banyak sih yang tidak masuk dalam DPT. Namun pada hari ini semua masyarakat bisa ikut memilih pilihannya,” sebutnya.
Sementara itu, dari ratusan desa yang menggelar pilkades, hanya satu desa yang proses perhitungan suaranya berlangsung sampai sore hari yaitu Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru. Lalu di Desa Kabar Kecamatan Sakra, penghitungan suara terpaksa diulang karena ada perdebatan antar tim calon terhadap selisih suara. “Dari 158 desa yang tersebar di 1205 Tempat Pemungutan Suara (TPS),secara umum prosesnya berjalan dengan baik. Karena sampai pukul 12.00 Wita, seluruh TPS yang ada itu, tidak ada TPS yang memperpanjang pemungutan suara, ‘’ kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Juaini Taufik.
Saat ini lanjutnya, hanya Desa Ekas Buana yang masih belum selesai melakukan perhitungan suara. Hal disebabkan karena adanya perbedaan pandangan terkait suara sah dan batal dari masing-masing saksi.
Namun pihaknya sudah berupaya untuk memfasilitasi untuk menyelesaikan perbedaan persepsi itu. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan. Maka pihaknya pun bersama kepolisian memutuskan untuk mengamankan sementara kotak suara di Polsek setempat. “Sehingga khusus untuk Ekas Buana, perhitungan suara akan dilakukan besok pagi (hari ini red). Kita akan undang PPS, dan ketua panitinya untuk kita hitung di kantor camat,” lanjutnya.
Dikatakan, dari 158 desa yang menggelar pilkades serentak, sebagian besar sudah tuntas melakukan proses perhitungan suara. Bahkan beberapa desa di sejumlah kecamatan sudah menyampaikan laporan terkait dengan hasil pilkades di desa nya masing-masing . Sedangkan sebagian lagi masih sedang dalam proses. “Ada 12 kecamatan yang sudah tuntas di masing-masing desannya. Dan laporannya sudah masuk. Sementara yang lainnya, mungkin masuk malam ini (tadi malam). Seperti kecamatan Jerowaru, Sembalun, Sambelia,” lanjut Juaini.

Sementara terkait para calon petahana, dari 158 yang melaksanakan pilkades lanjutnya dari laporan sementara sekitar 50 persen lebih kembali dipercaya oleh masyarakatnya untuk menjadi kepala desa. Namun tak sedikit juga para calon petahana ini ditumbangkan oleh calon yang baru. “Yang jelas diatas 50 persen calon petahan masih bertahan. Sisanya itu banyak yang tumbang. Tapi untuk data lengkapnya kita masih belum terima ‘’ terang Juani.
Juaini meminta ke para calon yang telah berhasil memanangkan pilkades supaya tetap menjaga kondisivitas dan keamanan di setiap desannya. Jangan sampai kemenangannya itu dirayakan secara berlebihan.“Karena ada tugas yang lebih besar setelah yang harus dilaksankan oleh calon yang terpilih. Silahkan bagaimana mereka melakukan perubahan yang lebih baik di desanya,” harap Juaini.
Sementara itu, tadi malam puluhan warga mendatangi kantor Polsek Sikur. Kedatangan puluhan warga ini meminta aparat kepolisian mengusut pelaku politik uang yang diindikasi terjadi pada saat malam pemilihan kepala desa serentak berlangsung.
Salah satu warga desa Montong Baan mengatakan kedatangannya ke Polsek ini guna meminta aparat penegak hukum mengusut pelaku politik uang. Pasalnya, praktik politik uang dalam pilkades mencoreng pesta demokrasi yang digelar serentak ini.“Kita hanya minta kepada polisi mengusut pelaku money politic ini, karena kita menemukan cukup bukti praktik ini,”katanya sambil berorasi di depan Polsek Sikur.
Pantauan Radar Lombok, sejumlah aparat berjaga-jaga di depan kantor polisi. Namun setelah hampir 30 menit masa kemudian dibubarkan oleh aparat kopolisian yang dibantu oleh personel dari Polres Lombok Timur.
Kapolsek Sikur AKP Muh Fatoni mengatakan warga yang mendatangi Polsek merupakan warga Montong Atas Desa Montong Baan meminta salah satu warga yang membawa parang pada malam pilkades untuk diproses secara hukum.”jadi kemarin sudah kita amankan, namun tadi pagi kita pulangkan lagi karena kita hanya mengamankan saja,”jelasnya.
Setelah dipulangkan sambungnya, namun pada sore hari warga Montong Atas meminta agar diamankan kembali dan diproses hukum. Dikatakan, pihaknya bisa memprosesnya asalkan yang melaporkan dan ada saksi.“Tapi setelah kita hampir satu jam lebih mediasi dan jelaskan pasalnya yang dikenakan dengan undang – undang darurat yang hukumannya cukup berat akhirnya warga tidak membuat laporan,karena alasannya paman sendiri.”terangnya.
Terkait adanya warga yang mengatakan kalau adanya praktek politik uang menurutnya itu tidak benar. Permasalahan ini sebenarnya karena ada warga yang membawa parang tadi.”Jadi alhamdulillah sekarang keadaan sudah aman dan untuk pelaku yang membawa parang masih kita amankan sementara,”ujarnya.
Kapolres Lotim AKBP Muhammad Eka Fathurrahman yang di konfirmasi terkait perkembangan kamtibmas paska pilkades mengatakan wilayah Lotim dalam keadaan aman.”situasi saat ini aman dan kondusif,”singkatnya. (cr-wan/lie)