Pilkada 2018 Ajang Pemanasan Parpol Hadapi Pileg

Suharto (Yan/ Radar Lombok)

MATARAM—Berselang hanya satu tahun pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 akan dilaksanakan pemilihan legislatif. Praktis, ajang pilkada dijadikan sebagai media   pemanasan bagi partai politik menghadapi Pileg 2019.

"Pilkada ini pemanasan sekaligus menguji kekuatan mesin politik parpol," kata Sekretaris Partai Hanura NTB, Suharto, kemarin (22/1).

Menyadari hal itu, jelasnya, parpol pasti akan menggerakkan semua sumberdaya dan potensi dukungan bagi kemenangan pasangan calon kepala daerah yang didukung di Pilkada. Baik Pilkada NTB dan Pilkada kabupaten kota.

Diharapkan, semua sumberdaya dan potensi dukungan dimiliki parpol tersebut bisa dipertahankan dan dijaga untuk menghadapi pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2019. “Karena tidak ada parpol yang ingin kalah pasti mau menang,” sambungnya.

Baca Juga :  AHY Buka Musda Demokrat Pertengahan Desember

Partai Hanura pun tak mau ketinggalan kereta. Ia mengakui, sejumlah figur sudah menjalin komunikasi maupun menjajaki koalisi dengan Partai Hanura. Kendati demikian, Partai Hanura tak mau latah memutuskan koalisi maupun dukungan di Pilkada serentak 2018. Pihaknya pun terus mencermati dan menelaah dinamika politik menuju suksesi NTB 1 tersebut.

[postingan number=3 tag=”pilkada”]

Suharto menegaskan, hingga saat ini belum ada kesepakatan maupun komitmen dengan parpol maupun kandidat manapun. Dengan perolehan lima kursi di DPRD NTB, sudah pasti Hanura harus berkoalisi.

Selain itu, keputusan koalisi dan kandidat akan didukung dan diusung di Pilkada sangat tergantung dari hasil survei internal. Dari hasil survei tersebut menjadi acuan dan pedoman bagi Partai Hanura dalam memutuskan dan menetapkan arah koalisi dan dukungan di Pilkada. Sebab itu, banyak faktor dan pertimbangan harus dilihat dan dikaji Partai Hanura dalam memutuskan dan menetapkan arah dukungan di Pilkada. Keputusan akhir dukungan ditentukan di DPP Partai Hanura di Jakarta.

Baca Juga :  Final Ahyar Deklarasi 27 Agustus di Lotim

"Namun semua proses dilakoni di daerah," pungkasnya.

Senada, Ketua PKS Provinsi NTB, Abdul Hadi mengakui, efektivitas dan kinerja mesin politik parpol menghadapi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 sangat ditentukan dari sejauhmana mesin politik parpol bekerja dalam memenangkan kepala daerah 2018. Pilkada serentak 2018 dianggap untuk memperkuat kesiapan parpol dalam pemilu legislatif dan pemilu Presiden 2019. (yan)

Komentar Anda