Pilih Jadi Guru TK karena Profesi Langka

Jayadi SPd (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

Empat orang tenaga didik asal Kabupaten Lombok Tengah akan menerima gelar kehormatan dari Presiden RI Joko Widodo, bulan Agustus mendatang.  Tiga di antaranya merupakan kepala sekolah dan satu orang adalah guru. Salah satunya Jayadi, pria yang kini menjabat sebagai Kepala TK Kemala Bhayangkari Praya.


M HAERUDDIN-PRAYA


PRIA tegap berambut pendek itu tampak tersenyum ramah ketika koran ini bertandang ke kantornya, kemarin (25/7). Perawakan dan wataknya memang tampak berbeda. Pria bermuka oval dengan badan tegap ini lebih memilih menjadi guru taman kanak-kanak (TK).

Pilihan yang tak banyak dilakukan oleh guru laki-laki selama ini. Mengingat menjadi guru TK lebih identik dengan mengasuh balita. Tapi tidak demikian bagi Jayadi. Justru profesi langka itu mengantarnya kepada prestasi yang diraihnya hari ini.

Setelah terpilih menjadi kepala sekolah (kasek) TK berprestasi tingkat kabupaten awal tahun 2017 silam. Ia pun mewakili Lombok Tengah untuk kembali berlomba di tingkat provinsi bulan Juni lalu. Alhasil, usaha kerasnya itu berbuah manis. Jayadi kembali terpilih kasek TK berprestasi tingkat Provinsi NTB. Praktis, ia akan dikirim menjadi wakil NTB untuk kasek TK berprestasi berlomba tingkat nasional. Bahkan, rencana ia akan diundang di Istana Negara dan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo bulan Agustus mendatang.

Inilah yang dituturkan Jayadi kepada koran ini kemarin. Tuturnya, semua upaya itu tidak sim salabim abrakadabra. Batu terjal dan jalan berliku harus dilewatinya selama ini. Terlebih, dia adalah seorang guru dan kepala sekolah yang mengajarkan anak-anak yang masih sedang senang-senangnya dengan dunia permainan.

Katanya, awal mula dirinya dijadikan sebagai kepala sekolah berperestasi ketika mengikuti seleksi tingkat kecamatan hingga provinsi. Dirinya terpilih karena melihat banyaknya dedikasi yang pernah dilakukan dalam mendidik anak. “Saya di provinsi bersaing dengan 80 peserta dan alhamdulilah menjadi juara pertama dan akan ke Jakarta mewakili NTB,” ungkapnya.

Baca Juga :  Malas, 10 Guru di Lombok Timur Terancam Dipecat

Bahkan, Jayadi mendapatkan dua predikat sekaligus. Ia tak hanya mendapatkan predikat sebagai kasek TK berprestasi tapi juga guru TK berprestasi. Waktu itu, tim penilai melihat tiga komponen yang ada dalam dirinya. Yakni, sudah melakukan  tes tulis dengan baik dan dianggap perofesional oleh tim penilai. ”Tim penilai mungkin melihat kepribadian sosial dan cara mengajar yang saya lakukan. Sehingga alhamdulillah pilihan dijatuhkan kepada saya,” ucapnya.

Jayadi lantas mengenang, penilaian itu tidak terlepas dari perjalanan hidupnya selama ini. Laki- laki kelahiran Mertak Tombok Kecamatan Praya tersebut menyampaikan perjalanan hidup menjadi seorang guru TK. Dipilihnya karena melihat guru TK sangat langka bagi laki- laki, karena kebanyakan guru TK itu adalah perempuan. Namun, bukanya hal itu dijadikan sebagai hambatan malah dijadikan sebagai peluang. ”Saya awalnya jadi honorer dan menjadi TU di salah satu TK dan ketika guru tidak masuk, maka saya yang mengganti, dan saya juga melihat masih langka seorang guru TK yang laki- laki sehingga saya tertantang,” ujarnya.

Lama dekat dengan anak-anaknya membuat dirinya merasa nyaman. Jayadi pun kemudian membulatkan tekadnya untuk menjadi seorang guru TK. Ia kemudian kuliah mengambil jurusan TK pada sebuah perguruan tinggi. Berbekal ilmu saat kuliah itulah, dia bisa lihai dalam membimbing anak-anak. “Awalnya kan jadi honor di TU dan setelah saya lulus kuliah, saya langsung menjadi guru TK dan saya sangat merasa nyaman dengan perofesi saya saat ini,” kenangnya.

Baginya, kelebihan menjadi seorang guru TK karena dirinya bisa memahami pisikis anak yang dibimbingnya. Dengan memahami itu sehingga anak-anak itu pun bisa merasa nyaman denganya. Dia sendiri merasa bangga menjadi guru TK karena pada usia itulah generasi muda harapan bangsa akan ditentukan arahnya. ”Sejatinya guru TK itu adalah mendidik seorang anak bangsa mulai dari nol, karena saya sudah kuliah di bagian TK sehingga pisikis dari anak itu pun bisa kita ketahui,” ujarnya.

Baca Juga :  Cerita Yuyu Nianu Puspita Sari, Dua Kali Diceburkan ke Kolam Renang oleh Fabio Quartararo

Kini, perjuanganya menghasilkan hal yang bermamfaat. Tidak hanya untuk dirinya melainkan juga orang lain. Dia berharap apa yang dicapai saat ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi kaum muda lain agar jangan pernah malu menjadi guru TK. ”Semoga hal ini menjadi motivasi bagi para guru-guru yang lain dan jangan pernah malu menjadi guru,” pesannya.

Jayadi berharap, pada lomba nanti bisa menang tingkat nasional. Sehingga bisa mengharumkan nama daerah, baik kabupaten maupun provinsi. Meski dirasakannya, perhatian pemerintah saat ini dirasa sangat kurang. Namun, baginya itu bukan sebuah kendala untuk berjuang mengharumkan nama daerah.

Dia hanya berharap apa yang dicapai saat ini agar bisa menjadi motivasi bagi orang lain. “Saya hanya berharap semoga bisa mengharumkan nama NTB di kancah nasional dan membuktikan bahwa guru TK juga bisa,” cetusnya.

Diakuinya, sebagai seorang manusia dia juga terkadang bisa marah melihat anak-anak yang asyik bermain. Namun, kemarahanya tersebut hilang seketika melihat bagaimana canda tawa dari anak-anak yang dibimbingnya itu. Bukan karena prestasi yang diraihnya membuat dia bangga namun karena dia bisa ada di antara anak-anak yang diajarkanya. ”Semoga apa yang saya lakukan bisa bermamfaat bagi saya sendiri dan orang lain,” harapnya. (bersambung)

Komentar Anda