PHRI Nilai Target 4 Juta Wisatawan Berat

Dewan Juga Pesimis Target Tercapai

PHRI Nilai Target 4 Juta Wisatawan Berat
TARGET 4 JUTA: Tahun 2018 mendatang, Pemprov NTB menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 4 juta orang. Namun sejumlah pihak menilai target ini berat untuk dicapai. (Dok/)

MATARAM – Target kunjungan wisatawan tahun 2018 sebanyak 4 juta orang yang dipatok Pemerintah Provinsi (Pemprov) dinilai berat.

Ketua Persatuan Hotel Seluruh Indonesia (PHRI) NTB, HL Abdul Hadi Faishal menilai, target 4 juta angka kunjungan wisatawan pada tahun 2018 sangat berat. Meskipun target tersebut bukan hal mustahil untuk dicapai.

Menurut Hadi Faishal, banyak hal yang harus dibenahi dan dilakukan apabila target tersebut serius ingin dicapai. Apalagi saat ini NTB sudah menjadi alternatif utama setelah Bali. “Kalau tahun 2019 sih saya optimis bisa 4 juta wisatawan. Tapi kalau untuk tahun 2018, itu sangat berat. Kita harus keroyokan dan semua pihak bergerak agar bisa,” ujarnya kepada Radar Lombok Kamis kemarin (26/10).

Baca Juga :  Tahun 2018, NTB Targetkan 4 Juta Wisatawan

Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut, salah satunya meningkatkan dan memperbanyak konektivitas. Hal itulah yang selama ini masih menjadi kendala, sementara target kunjungan wisatawan terus dinaikkan.  Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada rute dari Cina ke Lombok, Australia-Lombok dan lain sebagainya. Padahal, rute tersebut sangat dibutuhkan karena yang membutuhkan juga cukup banyak. “Korean Air juga ada, tapi itu masih carter flight. Kita harapkan bisa direct flight,” katanya.

Selain soal konektivitas yang belum maksimal, Bandara Internasional Lombok (BIL) juga hingga saat ini belum siap 100 persen untuk mendukung pariwisata NTB. “Airport kita juga harusnya mendukung, saat ini fasilitas bandara untuk pesawat  berbadan besar belum nyaman landing. Ranway harus dipertebal,” sarannya.

Koordinasi antara provinsi dengan kabupaten/kota juga harus lebih diperkuat lagi. Apabila selama ini koordinasi berbagai program belum maksimal, maka kedepan ahrus diintensifkan lagi dan tidak boleh berhenti.

Hadi Faishal juga meminta kepada Pemprov NTB untuk bisa melakukan komunikasi dengan pusat. Terutama terkait kegiatan-kegiatan internasional yang selama ini selalu dilaksanakan di Jakarta atau Bali. “Sejauh ini sih saya lihat sudah sangat mendukung pusat, itu yang harus dijaga dan ditingkatkan. Orang sudah jenuh dengan Bali, mereka butuh suasana segar seperti Lombok,” ujarnya.

Saran lainnya yang disampaikan untuk mencapai target yaitu terkait akomodasi. NTB harus memiliki banyak hotel berbintang lima plus dan enam. Apalagi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika telah diresmikan. “Jadi semua harus bergerak, kita kerja bareng. Kalau tidak, maka sangat sulit tercapai target. Ini momentum karena di Indonesia, Lombok sedang jadi primadona,” tandasnya.

Terpisah  Anggota komisi II DPRD Provinsi NTB yang membidangi pariwisata, Made Slamet justru mempertanyakan taget  4 juta wisatawan pada tahun 2018 itu.  Pasalnya, data kunjungan wisatawan yang selama ini  dianggap selalu melampaui target  dinilai  tidak valid. Dingkapkan Made, sejak lama dinas pariwisata (dispar) membanggakan  angka kunjungan wisatawan yang sangat tinggi.   Bahkan selalu diklaim melebihi target. “Sangat jauh kalau 4 juta wisatawan bisa datang ke NTB tahun depan. Tapi kalau hitung-hitungannya seperti selama ini, ya itu mungkin-mungkin saja,” ujarnya.

Menurut Made, orang luar daerah atau mancanegara  yang datang ke NTB memang cukup banyak. Apalagi  daerah ini menjadi lirikan banyak orang dari berbagai sektor. Namun, yang harus diketahui, tidak semua bisa dianggap wisatawan.

Diungkapkan, banyak orang yang datang ke NTB bukan hanya untuk berwisata. Mereka datang untuk mengunjungi keluarga, menuntut ilmu, bekerja, berbisnis dan lain sebagainya. “Silahkan saja tanya dinas pariwisata kalau saya salah. Orang luar daerah yang datang ke NTB untuk bekerja saja dianggap wisatawan, jadi wajar tinggi angka kunjungan wisatawan kita,” ucap Made.

Made sendiri bukannya meragukan kinerja dispar. Namun faktanya, selama ini memang terlalu sesumbar. Berbagai kegiatan yang dilakukan pihak lain seringkali diklaim sebagai keberhasilan dispar. ‘Misalnya Jokowi datang ke NTB, terus banyak kan yang datang kesini. Itu semua dianggap wisatawan, padahal itu bukan hasil kerja dinas pariwisata,” ujarnya.

Contoh lainnya, lanjut Made, ketika musim panen jagung tiba. Banyak orang luar daerah yang datang untuk mencari peluang bisnis. Namun dinas pariwisata menghitungnya sebagai wisatawan. “Jadi kalau orang yang datang bekerja dianggap wisatawan, yang kunjungi keluarganya dianggap wisatawan, tentu target 4 juta wisatawan bisa terpenuhi. Tapi kalau mau jujur-jujuran jumlah orang yang berwisata, jauh lah itu,” katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, HL Moh Faozal meyakini target angka kunjungan 4 juta wisatawan pada tahun 2018 mendatang, seperti tertuang dalam dokumen penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi NTB, akan tercapai.“Keyakinan kami, setelah melihat tren kunjungan wisatawan ke NTB yang tahun 2017 ini ditargetkan sebanyak 3,5 juta. Ternyata hingga bulan Oktober ini telah mencapai angka 3,1 juta wisatawan. Artinya, dengan kerja keras kita bersama dengan para pelaku industri pariwisata, maka target 4 juta wisatawan pada tahun 2018 itu kami merasa optimis akan terwujud,” kata Faozal.

Baca Juga :  Penyeberangan Wisman ke Gili Baru 10 Persen

Alasan lainnya sambung Faozal, tingkat hunian 16 ribu kamar hotel rata-rata city hotel dan resort itu sudah mencapai 65 hingga 70 persen. Yang berarti rata-rata tingkat keterisian kamar sudah 100 persen pada periode tertentu.

“Demikian agenda pariwisata NTB tahun 2018 juga telah tersusun (kalender even), sehingga dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung. Termasuk even diluar daerah seperti Komodo Exercise 2018 (Mei) itu ada 5 ribu orang. Kemudian IMF Bali juga dihadiri oleh ribuan peserta. Dari dua even diluar daerah itu saja, paling tidak akan ada 5 ribu orang yang akan berkunjung ke Lombok,” papar (zwr/gt)

Komentar Anda