PHRI Minta Pembangunan Hotel Baru Dikaji Ulang

PHRI Minta Pembangunan Hotel Baru
Ilustrasi/

MATARAM – Jelang perhelatan MotoGP 2021 mendatang, beberapa infastruktur pendukung mulai dibangun. Diantaranya fasilitas akomodasi penginapan diperbanyak. Hanya saja untuk pembangunan hotel, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB meminta dikaji ulang rencana penambahan izin pembangunan hotel.

Ketua Kehormatan PHRI NTB I Gustri Lanang Patra mengatakan untuk mensukseskan event internasional dengan memperbanyak penginapan, karena estimasi tamu yang berkunjung ke NTB mencapai 150 ribu orang lebih saat gelaran MotoGP 2021 mendatang.

“Jmlah kamar hotel di NTB hanya 16 ribu dari hotel berbintang sampai melati. Sehingga pemerintah menghimbau investor untuk berinvestasi untuk membangun hotel,” kata Gusti Lanang, Senin (24/2).

Hanya saja, lanjut Gusti Lanang, ketika musim low season diluar gelaran MotoGP, seperti masa sekarang ini, justru banyak kamar hotel yang kosong, karena sepi tamu. Bahkan, rata –rata okuvansi kamar hotel baik bintang, melati hingga resort di NTB ini dibawah 50 persen. Kondisi ini tentunya harusnya menjadi pemikiran pemerintah daerah, dalam mencarikan solusi ketika musim sepi kunjungan wisatawan. 

Menurutnya, jika sekarang ini kondisinya hotel dalam masa low season. Bahkan untuk di resort saja hanya ramai pada bulan-bulan tertentu, seperti pada Juni, Juli, Agustus, Desember dan liburan sekolah. sementara hotel pada bulan Januari – Maret kegiatan MICE sedang sepi. Dengan kondisi ini pun, pihak hotel tidak dapat berbuat banyak.

“Kalau setelah gelaran MotoGP itu, lalu hotelnya mau di apakaan. Investor juga berhitung mereka, karena event berlangsung hanya beberapa hari saja, terus kamar hotel yang banyak itu mau dikemanakan,” ujarnya.

Sementara itu, pemerintah sendiri sanggup tidak mendatangkan tamu sebanyak itu. Terutama pada kesiapan air port, destinasi, promosinya dan masih banyak hal yang perlu dipersiapkan. Tidak hanya dengan menyediakan kamar hotel saja, karena ini merupakan pariwisata.

“Pembangunan hotel begitu banyak. Sementara investor sebelum membangun mereka membuat kajian, ada studi kelayakan dan mereka akan bertanya event ini berapa lama,” terangnya. 

Hal tersebut perlu di kaji ulang pemerintah, meskipun akan ada beberapa event diadakan setelah gelaran internasional tersebut. Namun bagaimana dengan kondisi hotel kedepannya.

“Tak hanya itu, dari sisi kesiapan penerbangan langsung untuk mendatangkan tamu ke NTB juga belum terpenuhi,” pungkasnya. (dev)

Komentar Anda