PHRI Desak Perpanjangan Runway BIL Dipercepat

Runway BIL
RUNWAY : Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, maka perpanjangan runway BIL harus dipercepat. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAMUntuk memajukan pariwisata NTB, salah satu faktor pendukung yang harus disiapkan adalah sarana dan prasarana. Hal itulah yang masih belum dilakukan saat ini, salah satunya untuk menunjang kedatangan wisatawan ke NTB. 

Ketua Persatuan Hotel Seluruh Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, Lalu Hadi Faishal mengatakan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, maka sudah seharusnya runway Bandara Internasional Lombok (BIL) diperpanjang. “Perpanjangan runway harus dilakukan, minimal menjadi 3000 meter atau sekalian 3200 meter,” ujarnya kepada Radar Lombok, Minggu (8/4).

Perpanjangan runway, menjadi sangat penting agar mampu menarik direct flight dari berbagai negara. Misalnya saja dari Narita, Jepang dan dari negara-negara midle east lainnya. Termasuk yang menjadi pertimbangan juga adalah rute dari Australia bisa dibuka kembali. 

Hadi Faishal menilai, perpanjangan runway bisa dipercepat. Mengingat komitmen pemerintah pusat sangat tinggi untuk membantu kemajuan wisata NTB. “Ini akan terbantu percepatannya karena Komitmen dan political will dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi seolah memperkokoh posisi tawar ITDC, dan juga perpanjangan run way dari Angkasa Pura satu akan baik di mata investor,” katanya. 

Baca Juga :  Gunung Agung Bali Berstatus Siaga, Pemerintah Antisipasi BIL Terganggu

Saat ini, lanjutnya, telah dilakukan pembangunan hotel Pullman, Halal Hub Qatar dan lain sebagainya. Apabila runway bisa diperpanjang secepatnya, maka PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) juga harus membangun komunikasi dengan negara-negara Asia seperti Jepang. 

Disampaikan, Jepang memiliki dana pensiun (dapen) yang sangat besar. Belajar dari kawasan wisata Hawai, 60 persen wisatawannya berasal dari Jepang. Menariknya, sebagian besar wisatawan tersebut adalah para pensiunan menengah ke atas yang memiliki skill individu sangat baij. “Untuk itu menurut saya, Mandalika juga bisa menawarkan sedikitnya 50 hektar kepada pihak Dapen Jepang,” sarannya. 

Nantinya, investor Jepang bisa membangun fasilitas rumah sakit bertaraf internasional. Tidak itu saja, inveator yang lain juga tentu saja akan tertarik menanamkan modalnya disana. “Ini akan dapat menarik investor besar lainnya untuk berinvestasi di Mandalika,” kata Hadi Faishal. 

Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menegaskan bahwa PHRI Se-Indonesia akan terus berperan dalam mewujudkan percepatan investasi di NTB. Terutama yang bertaraf internasional. “Untuk itu, PHRI NTB berharap agar pembangunan kawasan mandalika secepatnya terbangun hotel-hotel berbintang empat dan lima,” ucapnya.

Baca Juga :  Tiang Listrik dan Penanda di Bypass BIL Hilang?

Penting juga harus dibangun Convention Hotel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Mengingat, sering sekali acara besar diselenggarakan disana. Setidaknya ada tempat yang bisa menampung meeting atau pertemuan minimal 5 ribu orang.

Di sinilah pentingnya komitmen ITDC untuk memperjelas blueprint KEK Mandalika. Tentu saja yang spesifikasinya  mengacu pada ciri khas Mandalika Resort sebagai destinasi unggulan masa depan. “Artinya dlmalam melangkah tdkidak perlu mengacu pada pola Nusa Dua dengan BTDC-nya, melainkan pengembangannya mengacu pada jati diri budaya suku Lombok, Sumbawa dan Mbojo,” katanya. 

Terakhir, Hadi Faishal berkomitmen akan tetap berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Selaku Ketua PHRI, tentu saja dengan menjaga tingkat okupansi hotel. “Kami berkomitmen untuk bersama-sama menjaga okupansi hotel untuk terus stabil. Terutama saat-saat musim  sepi,” tutupnya. (zwr) 

Komentar Anda