Petinggi Demokrat NTB Mulai Kocar-Kacir

demokrat
TERANCAM: Sikap DPP Demokrat yang tidak memberikan ruang pada TGB untuk pilpres dan lebih mengutamakan AHY membuat Demokrat NTB bergejolak. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Teka-teki berpindahnya beberapa kader Partai Demokrat ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem) semakin jelas. Meski Ketua DPD Demokrat NTB TGH Mahalli Fikri lebih memilih bungkam, namun beberapa petinggi partai yang lain mulai berani buka suara. Misalnya saja Bendahara DPD Demokrat NTB, H Nasihudin Badri yang juga Ketua III Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW). “Saya gak ada jaminan tetap di Demokrat, alamiah saja. Tidak ada yang salah dalam dinamika politik,” ujarnya saat ditemui Radar Lombok di ruang komisi II DPRD Provinsi NTB, Selasa kemarin (10/7).

BACA JUGA: Tinggalkan Demokrat, NW Kuasai Nasdem?

Baca Juga :  Surya Paloh Berkunjung ke Lombok, NasDem Harapkan Dukungan NW

Menurut Nasihudin, keputusan H Syamsul Luthfi dan TGH Hasanain Djuaini berpindah dari Demokrat ke Nasdem, akan membawa dampak bagi partai. Apalagi Syamsul Luthfi merupakan Ketua DPC Demokrat Lombok Timur dan Hasanain merupakan salah satu pengurus DPD Demokrat NTB. Meskipun begitu, DPD belum mengambil sikap atas dinamika politik yang terjadi di internal Demokrat. “Pasti berdampak dengan perpindahan ini. Tapi sikap pengurus belum ada, DPP juga sikapnya belum ada,” katanya.

Nasihudin sendiri tidak mempermasalahkan kader yang pindah. Apabila ada kader yang masuk ke partai lain, maka secara otomatis meninggalkan Demokrat. “Jadi pak Luthfi gak dipecat, tapi mundur sesuai kemauannya,” terang Nasihudin.

Baca Juga :  Demi Zul-Rohmi, Bung Nuri Ingkari Ahyar-Mori

Dinamika yang terjadi saat ini, menurut Nasihudin tidak lepas dari sikap Gubernur NTB TGBKH M Zainul Majdi. Andaikan saja TGB diakomodir Demokrat, tentu saja hal semacam ini tidak akan pernah terjadi. Dia bersama kader Demokrat lain di NTB, banyak yang menunggu peta perpolitikan nasional. Apabila TGB dipecat atau keluar dengan sendiri dari Demokrat, tentu saja akan berimbas untuk daerah. “Jika TGB diberi sanksi, mungkin lisan. TGB belum tentu hijrah kemana-mana. Tidak menutup kemungkinan TGB akan diambil SBY jadi cawapres,” tandasnya.

Komentar Anda
1
2