Peternak Ayam Lombok Timur Adang Truk Telur dari Bali dan Jawa

Para peternak ayam petelur saat mengadang truk pengangkut telur dari Bali dan Jawa. (IST FOR RADAR LOMBOK)

SELONG–Para peternak ayam petelur di Lombok Timur (Lotim) kembali melalukan aksi pengadangan truk yang mengangkut telur dari Bali dan Jawa.

Ini sebagai bentuk protes terhadap banjirnya telur dari luar yang masuk ke Lombok terutama Lombok Timur. Kondisi tersebut menyebabkan telur peternak lokal menjadi tidak laku dan murah.

Aksi pengadangan ini dilakukan di Jalan Raya Negara Paokmotong, Kecamatan Masbagik.

Satu per satu truk yang melintas diadang oleh para peternak. Ketika truk berpelat luar daerah kedapatan membawa telur, langsung diminta balik arah. Sopir juga langsung diinterogasi.

“Kami sangat sayangkan, kenapa telur dari luar daerah ini begitu banyak masuk ke Pulau Lombok. Bahkan hasil produksi dari para peternak tidak bisa terserap pasar yang menyebabkan  usaha kami terancam gulung tikar. Makanya aksi ini sebagai bentuk kekecewaan kami. Terlebih lagi pemerintah selama ini tidak bisa berbuat apa-apa,” kesal Lalu Sapoan perwakilan dari peternak ayam petelur, Sabtu (11/11/2023).

Untuk itu mereka meminta ke semua pihak terkait segera berbuat. Jika apa yang menjadi tuntutan mereka tidak ditanggapi, mereka akan kembali melakukan aksi serupa.

Sebelumnya para peternak telah berulang kali hearing ke dinas terkait di Pemrov maupun Pemkab Lombok Timur. Namun tak kunjung ada tindakn nyata.

“Dengan kondisi ini, dalam sehari ada 130 peternak yang tergabung di asosiasi alami akumulasi kerugian hingga Rp 300 juta. Itu belum termasuk nilai kerugian para peternak yang tidak tergabung di asosiasi,”

“Kami saja di asosiasi rugi sampai Rp 300 juta/hari. Semua harga naik, baik pakan, biaya vaksin dan perawatan lainnya. Belum lagi kita hitung pajak ke daerah. Sementara pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, masa iya kita tidak tahu data dan jumlah telur Jawa dan Bali yang masuk, ini kan sangat lucu sekali. Dalam dua bulan lebih akumulasi kerugian kami tembus Rp 18 miliar;” tandasnya.

Hal sama juga dikatakan peternak  lainnya asal Masbagik Heri. Dijelaskan selama ini  para peternak tidak pernah dilibatkan dalam program stunting untuk konsumsi telur. Melainkan yang dilibatkan hanya para pengepul.

“Kami harap pemerintah akomodir asosiasi peternak dalam program stunting jangan hanya libatkan pengepul. Yang jelas aksi serupa kembali akan kami gelar,” tutupnya. (lie)

Komentar Anda