Petani Tembakau Protes Pembagian DBHCHT

Ilustrasi Petani Tembakau

SELONG—Pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk petani tembakau di Lotim menuai masalah. Sejumlah petani melayangkan protes lantaran pemberian BHCHT ini tidak tepat sasaran. Dari sekian penerima bantuan itu, ternyata ditemukan  ada penerima yang tidak terdata namanya, tetapi mendapatkan bantuan itu.

Tahun ini, jumlah anggaran DBHCHT untuk Lotim sebesar Rp 17,2 miliyar. Jumlah itu akan diberikan bagi 16 ribu petani tembakau virginia dan rajang yang tersebar di 20 kecamatan di Lotim. Bahkan proses pencairan bantuan itu telah mulai dilakukan sejak beberapa waktu lalu oleh dinas PPKA.

Protes itu datang dari Munaah, warga Desa Senyiur, Keruak. Ia salah satu dari sekian banyak warga yang tidak diberikan bantuan DBHCHT. Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat mereka ini adalah yang paling  pantas untuk diberikan, karena memang merupakan petani tembakau yang sebenarnya. “Kalau di desa saya banyak sekali petani tembakau yang tidak dapat,” tuturnya.

Baca Juga :  DBH-CHT Harus Tepat Sasaran

Ia pun mempertanyakan dinas terkait, kenapa warga tidak tercatat untuk menerima bantuan, yang justeru malah diberikan. Di desanya sendiri ada sekitar 100 lebih warga yang sama sekali tidak berhak untuk mendapatkan, malah mereka mendapatkan dana DBHCHT ini. Dari 100 orang itu, sekitar 30 orang terdapat di dusunnya Munaah. “Makanya kita heran, kok bisa orang tidak tercatat namanya bisa mendapatkan DBHCHT,” herannya.

Dari 100 warga yang semestinya tidak berhak menerima, semuanya merupakan warga yang bukan petani tembakau aktif. Meski petani, namun mereka ini tidak rutin menanam tembakau seperti petani tembakau lainnya yang ada di desa itu. Beda dengan yang lainnya, yang hampir setiap musim tembaku mereka selalu menanam. “Semestinya bantuan ini diberikan ke petani tembakau,” pintanya.

Baca Juga :  Jumlah DBHCHT Diterima NTB Disoal

Sementara Pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Dishutubun) Lotim ketika hendak dikonfirmasi tak satu pun yang bisa ditemui. Kabid Bina Usaha Dishutbun, Muhrim, beberapa kali didatangi, namun sulit ditemui, karena yang bersangkutan tidak ada di ruang kerjanya. Salah seorang stafnya, juga mengaku sang Kabid saat itu sedang tidak masuk kantor. Sementara ketika dihubungi melalui via telpon, nomornya juga sedang tidak aktif. “Tidak masuk hari ini, kalau nomornya kurang saya tau. Karena nomornya selalu ganti-ganti,” jawab staf tersebut.

Tidak hanya Kabid, ternyata Kepala Disthubun pun demikian. Dia juga jarang bisa ditemui di kantornya. Sejumlah pegawai mengaku, Kadis sedang keluar dan turun ke lapangan . (lie)

Komentar Anda