Petani Stroberi Gagal Panen

Gagal : Petani stroberi di Sembalun mengalami gagal panen karena cuaca yang tidak menentu. (Ist/Radar Lombok )

SELONG – Petani stroberi di Sembalun gagal panen disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Kondisi cuaca menyebabkan harga stroberi juga ikut mahal.

Hazmi salah seorang petani stroberi Desa Sembalun Bumbung mengatakan hasil panen  stroberi kali ini menurun akibat curah hujan yang tinggi di kawasan itu. Hampir setiap hari di kawasan Sembalun turun hujan. Akibatnya, buah stroberi busuk karena terkena air hujan. Bahkan, buah stroberi yang busuk bisa mencapai 50 persen dari keseluruhan hasil panen di kebunnya seluas 14 are.”Meski harganya cukup tinggi, kita jual per 1 kilogram dengan harga Rp 50 ribu. Penghasilan kita jauh menurun dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Proyek SPAM, Warga Diminta Tidak Terprovokasi

Selain gagal panen juga kualitas stroberi menurun jika dibandingkan sebelum musim penghujan. Sebelumnya, ia mampu menjual 20-30 kilogram per hari, kini maksimal hanya mampu menjual 10 kilogram  per hari ke pengunjung.“Dulu 20-30 kilogram lebih kita panen per hari, kalau sekarang boro-boro kita dapat 20 kilogram yang 10 kilogram aja susah kita cari. Sebenarnya rugi kita buka untuk wisatawan yang mau petik sendiri seperti biasa, meski karcis masuknya Rp 20 ribu per orang,”  terang dia.

Baca Juga :  Oknum Pimpinan Ponpes Dilaporkan Cabuli Santri

Kondisi ini juga menyebabkan omsetnya tahun ini menurun meski harga stroberi di petani dan pengecer naik 30 persen dibanding tahun 2022 lalu. Menurunnya hasil panen juga mempengaruhi harga jual stroberi.

Keluhan sama juga disampaikan pedagang stroberi, Keymal. Musim ramai seperti hari lebaran dan tahun baru ia sangat kesulitan mendapatkan stroberi untuk dijual di lapak yang ia punya.“Sekarang kita rebutan sama penjual lainnya membeli stroberi di petani. Kalau kita tidak mesan duluan pasti kita tidak dapat, disamping itu langka dan mahal lagi,”  singkatnya.(lie)

Komentar Anda