Petani Panen Jagung, Perampok Merajalela

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

SELONG–Setiap musim panen jagung tiba, petani yang berasal dari Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) selalu merasa was-was. Pasalnya, usai menjual hasil panennya, petani jagung seperti menjadi incaran para perampok yang hendak merampas uangnya tersebut.

Salah satu warga Desa Sekaroh, Muksin mengatakan  setiap musim panen jagung, pasti ada masyarakat yang menjadi korban perampokan di wilayah selatan. Hanya saja, yang rutin terjadi ini seperti tidak membuat peka para penegak hukum dan pemerintah, agar lebih memperhatikan warganya di wilayah selatan.

“Yang mengherankan, dari sekian kasus pencurian yang terjadi wilayah selatan. Bisa dikatakan tidak satupun pelaku yang berhasil diendus pihak aparat. Akibatnya, hal ini membuat perampok menjadi sesuka hati merampas hasil keringat petani,” katanya kepada Radar Lombok, Kamis kemarin (1/6).

Disampaikan, pada musim panen jagung tahun 2017 ini, sedikitnya sudah terjadi 5 kasus perampokan di wilayah Desa Sekaroh saja. Dimana dari sejumlah kasus ini, belum satupun pelaku yang berhasil ditangkap. Bahkan perampok semakin beringas membunuh para korbannya, seperti kejadian yang menimpa Amaq Jon.

Selain Amaq Jon sambungnya, sebelumnya kasus perampokan juga menimpa Amaq Madi, asal Sekaroh. “Kasus itu, Amaq Madi mengalami kerugian hingga Rp 160 juta, hasil panen jagung. Selain kerugian harta, Amaq Madi juga mengalami luka akibat dipukul dengan besi oleh gerombolan perampok,” ujarnya.

Berikutnya Amaq Sahibun asal Dusun Padak Telawek, Desa Sekaroh juga mengalami hal yang sama, dengan kerugian dialami sekitar Rp 16 juta. Selanjutnya Selamat, yang mengalami kerugian sekitar Rp 11 juta dan satu unit laptop milik sekolah. ”Secara kebetulan Pak Selamat ini mempunyai anak yang menjadi operator sekolah yang menjadi korban perampokan,” jelasnya.

Namun dari sejumlah kejahatan yang menimpa para petani jagung tersebut. Sayangnya tidak satupun yang berhasil ditangkap pihak aparat. “Yang kita tanyakan saat ini, sampai kapan masyarakat akan terus menjadi korban keganasan perampok ini,” tanyanya.

Pihaknya tidak semata-mata menyalahkan aparat penegak hukum. Namun juga menyalahkan pihak pemerintah, yang belum terlihat ada upaya untuk mensejahterakan masyarakat selatan, dengan cara memberikan kenyaman bagi masyarakat.

Sementara itu, Ketua RW Dusun Telone berharap kepada pihak pemerintah untuk memberikan rasa aman dengan cara membuat Pos Polisi atau Pos TNI di Desa Sekaroh. Hal ini untuk mempermudah dalam melayani masyarakat, yang suatu ketika membutuhkan bantuan. “Kalau seperti yang terjadi saat ini, dua jam setelah kejadian baru aparat kepolisian datang. Coba sekali-kali Kapolda dan Gubernur turun melihat kondisi masyarakatnya,” pintanya.

Pos keamanan di wilayah selatan ini penting, selain untuk keamanan masyarakat, juga daerah selatan Lotim ini juga berbatasan langsung dengan negara Australia. “Mungkin terlalu berlebihan jika hal ini kita sampaikan. Namun tidak ada salahnya pemerintah memperhatikan hal-hal yang dapat merugikan masyarakatnya sendiri,” tandasnya. (cr-wan)