Petani Lombok Utara Dikontrak Tiga Tahun Tanam Talas Bening, Hasilnya Menjanjikan

TANAM: Bupati KLU Djohan Sjamsu didampingi Kepala DKP3 KLU Tresnahadi beserta jajaran kepala dinas, menaman talas bening di ladang masyarakat. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Komoditi talas bening mulai ditanam perdana di KLU, tepatnya di Dusun Kerta Raharja, Desa Genggelang, Jumat (4/3).

Bupati KLU Djohan Sjamsu menyampaikan, penanaman talas bening tersebut sejalan dengan program ketahanan pangan. Penanaman ini berkerja sama dengan PT Petaning Karya Utama dengan kelompok petani (poktan).

Dikatakan, komoditi talas bening ini merupakan bahan dasar rokok herbal. Dan untuk tingkat lanjut, Bupati membuka pintu kerja sama jika perusahaan berniat membuat pabrik pengolahannya. “Saya menyambut baik program kerja sama perusahaan dengan masyarakat petani, kami pemerintah membuka pintu jika ke depan pihak perusahaan berkeinginan membangun pabrik,” ujarnya.

Ia optimis aktivitas usaha talas bening membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat menyerap angkatan kerja, mengingat ada proses pemetikan daun hingga merajang daun menjadi bahan dasar rokok herbal. “Ini peluang baru yang dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat kita,” ucapnya.

Untuk jaminan harga, ia mengimbau agar perusahaan memegang teguh kerja sama dengan poktan. Intinya tidak ada perubahan harga antara perusahaan dengan poktan binaan selama tiga tahun sesuai kontrak yang disuguhkan kepada pemerintah, yaitu Rp 1.000 per kg daun basah dan Rp 18 ribu per kg daun kering.

“Saya melihat di kontrak antara perusahaan dengan poktan binaan, besaran harganya sudah ditetapkan selama tiga tahun ke depan dan saya menegaskan tidak ada perubahan,” tegasnya.

Talas bening lanjut Bupati, digadang-gadang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Sebagai contoh saat ini komoditi sorgum di Santong Mulia, sudah masuk ekspor ke Timor Leste dan Malaysia. “Pelan tapi pasti KLU mulai dilirik potensi terutama lahan pertanian, manfaatkan sebaik-baiknya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Djohan mendorong sektor pertanian menjadi ladang pekerjaan yang menjanjikan bagi generasi muda. “Kalau di Amerika orang kaya itu ya petani, tidak ada pejabat. Nah mulai sekarang saya berharap generasi muda kembali olah lahan pertanian yang luas ini dengan baik. Kaya sudah ada di depan mata dan jangan berbondong-bondong jadi tenaga kontrak,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) KLU Tresnahadi mengatakan, penanaman komoditi talas bening diarahkan pada pemanfaatan lahan perkebunan dan lahan kering.

Optimasi lahan kering pada tahun ini mencapai kurang lebih 1.000 hektare, nantinya akan dimanfaatkan untuk menanam talas bening. “Untuk ketersediaan lahan kita punya cukup luas. Kita harapkan kemitraan antara perusahaan dengan petani dapat berjalan dengan baik sehingga makin banyak lagi warga kita yang tertarik ikut menanam talas bening ini,” katanya.

Sementara itu, Wakil Direktur PT Petaning Karya Mulia, Endang Lestari mengatakan, program kemitraan itu telah dibatasi 200 hektare. Cakupan luas lahan tersebut ditegaskan untuk kebutuhan selama kontrak tiga tahun dengan petani binaan. Pembatasan luas lahan sebagai langkah antisipasi perusahaan agar produksi yang dihasilkan petani tidak overload.

Adapun untuk  penanaman perdana telah disepakati luas lahan 5 hektare. Luas penanaman akan ditingkatkan bertahap. Yang jelas saat ini bibit sudah ada untuk 15 hektare. Nantinya talas bening berikut umbi dan bibit yang dihasilkan akan diambil oleh perusahaan. “Tiga tahun nanti bibit sudah bisa dihasilkan dari umbi yang ada di petani, juga bisa dijual kembali ke pabrik dan selanjutnya diolah menjadi tepung. Tunas baru yang tumbuh nantinya selain bisa dibeli pabrik juga bisa digunakan petani sendiri, maka dari itu perikatan kontrak dengan petani sebagai mitra dibatasi selama 3 tahun,” imbuhnya. (flo)