
MATARAM — Abrasi pantai semakin parah di pesisir Ampenan, terutama di Lingkungan Mapak. Dimana untuk kawasan yang ada di ujung selatan Kota Mataram ini, rumah-rumah warga mulai rusak tegerus gelombang pasang, hingga banjir rob yang melanda, Jumat kemarin (31/1).
Untuk itu, daerah pesisir Ampenan sepanjang 9 Kilometer (Km), kini telah ditetapkan berstatus awas oleh pihak BPBD Kota Mataram. Warga juga mulai mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya, karena kondisi beberapa rumah mengalami rusak parah. Bahkan ada yang sudah mulai tegerus bagian pondasi rumah sampai kamar rumah.
Salah satu warga Mapak, Muhammad Ridwan mengakui bahwa abrasi pantai memang semakin parah. Demikian kondisi rumah-rumah warga juga hampir sama semua, mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang pasang, terutama yang dekat dengan bibir pantai. “Kami berharap da langkah cepat dari pemerintah. Karena abrasi tahun ini semakin parah,” katanya kepada Radar Lombok, kemarin.
Demikian pohon-pohon di sepanjang bibir pantai juga turut tumbang. Sehingga warga saat ini hanya bisa membuat tanggul sederhana menggunakan karung berisi pasir yang sudah dibagikan pihak BPBD Kota Mataram, untuk menghalangi gelombang pasang masuk ke dalam rumah.
Ridwan juga tiada henti meminta Pemerintah Kota Mataram untuk membuka hati, melihat penderitaan warganya. Kondisi rumah rusak parah akibat abrasi, pun warga yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan, juga tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi.
“Selama sebulan terakhir sudah tidak melaut, karena kondisi gelombang pasang yang cukup tinggi.
Kita berharap ini menjadi perhatian pemerintah, mengingat kondisi rumah kami yang juga rusak parah,” pintanya.
Disampaikan Ridwan, sepanjang pesisir pantai di Mapak, ada enam rumah warga yang ditemukan mengalami rusak parah. Penghuninya sudah meninggalkan rumah, karena takut gelombang pasang yang sampai empat meter selalu datang menggulung permukiman warga.
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan kondisi di lapangan, dampak dari abrasi, gelombang pasang, hingga banjir rob. Bahkan tahun ini ada terjadi pelebaran kerusakan (abrasi) sepanjang pesisir Ampenan.
“Kami coba mengambil langkah-langkah dan kajian lapangan. Warga harus tetap waspada dengan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, karena mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi 4 – 5 meter. Karena itu, untuk kawasan pesisir Ampenan sepanjang 9 kilometer, telah ditetapkan berstatus awas saat ini,” kata Irwan.
Daerah dimaksud, mulai dari Bintaro, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Tanjung Karang, Mapak Indah, Mapak, hingga Pantai Gading.
“Seperti di Kampung Bugis, kerusakan parah seperti rumah dan aspal jalan terjadi karena siklus cuaca, terutama di akhir tahun sampai awal tahun. Cuaca seperti ini kadang datang, dan kadang normal,” jelasnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk tetap waspada, dan menggali infomasi dari BMKG. Demikian yang suka main di laut, diminta setop terlebih dahulu, untuk keselamatan bersama.
“Untuk pembangunan tanggul permanen seperti yang diharapkan masyarakat, kita masih usahakan, mengingat itu butuh dana yang cukup besar. Pihak Dinas PUPR selaku teknis, juga sudah diberikan arahan untuk menjemput bola terhadap pembangunan tanggul permanen ini,” singkatnya. (dir)