Pesan-pesan Brigjen Pol Umar Septono di Akhir Jabatannya (Bagian 1)

PELAYAN MASYARAKAT : Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono saat mengunjungi pantai jompo di Mataram belum lama ini. (Polda NTB For Radar Lombok)

Tampuk pimpinan Polda NTB segera berganti. Brigjen Pol Umar Septono sebentar lagi akan digantikan oleh Brigjen Pol Drs Firli, M.Si. Pergantian ini hanya tinggal menunggu pelantikan resmi oleh Kapolri di Mabes Polri. Sebelum melepaskan tongkat kepemimpinan, Umar Septono menceritakan pengalamannya menjabat sebagai Kapolda NTB.

 


ALI MA’SHUM—MATARAM


Senin pagi (6/2), Kapolda  Brigjen Pol Umar Septono  seperti biasanya meminpin upacara di Mapolda NTB.  Dalam apel tersebut juga digunakan untuk memberikan penghargaan kepada 20 orang personel Polda NTB yang berprestasi. Usai apel digelar, senyumnya terus mengembang. Padahal sebentar lagi, dirinya akan menangalkan jabatannya sebagai Kapolda NTB.

Dirinya hadir di NTB mengemban amanah sebagai Kapolda NTB. Amanah menurut dia sesuatu yang menakutkan. ‘’ Amanah ini dari Allah hanya saja melalui perantara tangan Kapolri saja. Maka harus dipertanggungjawabkan kelak setelah meninggal,’’ ujarnya.

[postingan number=3 tag=”boks”]

Selama menjabat sebagai Kapolda, dirinya sering mengajak jajarannya untuk lebih dekat dengan Tuhan. Kemudian implementasinya dilanjutkan dengan sesama umat membangun silaturahmi. ‘’ Mau dengan orang baik atau penjahat sekalipun semuanya harus kita anggap baik. Kita harus positif thinking, tidak boleh mengajarkan kebencian dan permusuhan serta perpecahan. Itulah yang saya bangun di NTB, sehingga tidak ada batas terlalu jauh antara anggota dan pimpinan,’’ imbuhnya.

Kelak, harapannya  hal itu diteruskan oleh anggotanya kepada masyarakat. Karena amanah kepolisian adalah sebagai pelayanan rakyat. Untuk itu, kepolisian disebutnya tidak boleh merasa lebih tinggi dari masyarakat. ‘’ Sekarang sudah ada perubahan-perubahan itu yang saya liat dari anggota saya. Bahwa mereka itu bekerja untuk mendapat ridho dari Tuhan. Mereka sudah mau capek bekerja tapi tidak mengharapkan puji-pujian. Mereka juga tetap bekerja meskipun tidak ada yang melihat,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Jajanan Pisang Goreng Gendut Yang Terkenal

Selanjutnya, motivasi atau penghargaan selalu diberikannya kepada anggotanya yang berprestasi. Sekecil apapun prestasi yang dilakukan, tetap akan diberikan penghargaan. Bahkan, ia rela mendatangi wilayah terpencil untuk memberikan penghargaan tersebut. ‘’ Walaupun sebatas secarik kertas dan ada tanda tangan saya. Itu supaya mereka merasa capek dan sakitnya mereka dalam bekerja itu dihargai oleh pimpinannya. Maka dia akan lebih semangat, itu juga akan memacu anggota yang lainnya untuk berbuat hal serupa. Bahkan bisa lebih baik lagi,’’ katanya.

Keluhan dan pengaduan dari masyarakat juga ditekankan kepada anggotanya harus dianggap sebagai bahan untuk mawas diri. Ia justru berterima kasih jika ada komplain masyarakat ini. Hal itulah juga yang ingin diperbaikainya. ‘’ Terima kasih sudah mengoreksi polisi. Karena kita ini kan digaji oleh rakyat, maka jangan sampai menyakiti rakyat. Itu konsepnya,’’ ungkapnya.

Ia  berharap nantinya kepada penggantinya yaitu Brigjen Pol  Firli bisa melanjutkan apa yang sudah dicanangkan. Ia juga yakin penggantinya akan lebih baik lagi. ‘’ Karena basicnya lebih baik dari saya. Beliau itu mantan ajudan Wapres zaman Pak Budiono, tentu wawasannya lebih luas. Harapan saya lebih dari itu. Apa yang saya lakukan disini, beliau sudah tahu,’’ harapnya.

Baca Juga :  Mengenal Sri Maya Dian, Putri Indonesia NTB 2017

Tak lupa, ia juga menjelaskan terkait dengan kasus-kasus menonjol selama dirinya menjabat. Salah satunya adalah masih maraknya kejahatan terhadap wisatawan yang sedang berlibur ke NTB. Dirinya sudah melakukan berbagai upaya. Meskipun disebutnya belum berhasil. ‘’ Semua langkah dan upaya sudah saya lakukan walupun belum berhasil,’’ katanya. 

Ia mengatakan, pembangunan di kawasan Mandalika Resort yang sudah 26 tahun terbengkalai akibat pembebasan lahan yang bermasalah. Saat ini bersama instansi lainnya sudah mulai menemui titik terang.  Menurutnya tinggal menunggu proses pembayaran saja. ‘’ Itu langkah-langkah yang positif dan investor sudah banyak yang antri dan membangun dikawasan tersebut,’’ jawab suami ibu Ana Umar Septono ini.

Tempat wisata juga kata dia harus bebas dari praktek Pungutan Liar (pungli). Walaupun jumlahnya kecil, tapi meresahkan masyarakat. ‘’ Jadi itu tetap kita tangani sambil kita ingatkan kalau itu memang salah. Kalau sudah diingatkan masih berbuat lagi, apa boleh buat kita lakukan proses hukum. Tapi upaya persuasif yaitu pencegahan adalah hal yang utama. Sinergitas itu yang paling penting, dari pada kita membabi buta menangkap tapi tujuannya tidak tercapai,’’ tandasnya.(bersambung)

Komentar Anda