Perusak Gedung Kampus UIN Diburu

Perusak Gedung Kampus UIN Diburu
PECAH: Salah satu kaca gedung kampus UIN Mataram pecah setelah menjadi sasaran perusakan warga.(DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Tim Satreskrim Polresta Mataram berjanji akan secepat mungkin menangkap para pelaku perusakan terhadap gedung kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Hal itu ditegaskan Kasatreskrim Polresta Mataram AKP Joko Tamtomo usai menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. “Kita akan upayakan secepatnya (menangkap pelaku),’’ tegas Joko saat ditemui Radar Lombok di ruangannya, Minggu (1/3).

Kata Joko, pihaknya masih menyelidiki motif yang melatarbelakangi insiden pengrusakan tersebut. Dari hasil pemeriksaan terdapat sekitar delapan gedung yang dirusak. “Pelaku diperkirakan sekitar 8 sampai 20 orang,” duganya.

Terkait siapa saja pelakunya, Joko belum bisa membeberkannya karena masih dalam penyelidikan. Yang jelas pihaknya akan segera mengungkap siapa saja dalang di balik semua ini. Selain keterangan saksi, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap kamera CCTV yang ada di sekitar TKP. Pihaknya memastikan para perusak bertanggung jawab atas perbuatannya karena yang dirusak ini adalah fasilitas publik. Di mana efeknya berdampak pada terganggunya proses pembelajaran di kampus UIN. ‘’Doakan agar secepatnya kita ungkap,” tandas Joko.

Informasi yang diserap di lapangan, kejadian perusakan ini terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.30 Wita. Puluhan orang tak dikenal menyerang gedung kampus UIN Mataram. Adapun sasaran perusakan yakni, pintu gerbang kampus, klinik, laboratorium, gedung kuliah dan auditorium. Yang dirusak sebagian besarnya adalah kaca gedung. Selain itu juga miniatur taman seperti lampu dan pot bunga. 

Salah seorang saksi, H Subuh mengatakan, aksi perusakan tersebut diduga dipicu kecemburuan sosial. Hal itu bermula ketika pada Sabtu (29/2), terjadi kekosongan penjagaan kampus II UIN di Jalan Gajah Mada. Menyikapi hal itu, pihak kampus kemudian menunjuk 15 orang dari  lingkungan Sekarbela dan Lingkungan Karang Anyar untuk berjaga. Atas penunjukkan tersebut diduga terjadi kecemburuan sosial dari warga Jempong. ‘’Tiba-tiba datanglah puluhan orang warga yang diduga dari Jempong berteriak dan menyuruh penjaga malam UIN Mataram dari luar Jempong untuk keluar,” kata Subuh di depan polisi yang menginterogasinya.

Guna menghindari keributan, Subuh pun segera meminta para petugas penjaga malam yang saat itu piket untuk segera pulang. Tapi warga yang diduga dari Jempong sudah terlanjur emosi. Akhirnya mereka melampiaskan emosinya dengan melempar batu ke arah kaca gedung hingga pecah dan merusak beberapa miniatur taman. Aksi perusakan tersebut sempat didokumentasikan oleh salah seorang dosen yang kebetulan berada di TKP.

Tidak terima didokumentasian, dosen tersebut pun jadi sasaran orang-orang tersebut hinga akhirnya sang dosen mengalami luka di bagian kepalanya. Usai melampiaskan emosinya, orang-orangt tak dikenal tersebut kemudian dengan sendirinya membubarkan diri. Polisi kemudian mendapat laporan usai kejadian tersebut. Akhirnya puluhan anggota Satreskrim dan juga Satsamapta Polresta Mataram langsung mendatangi lokasi dan berjaga-jaga guna mengantisipasi keributan kembali.(der)

Komentar Anda