Perusahaan Belum Banyak Mendaftar Beli Tembakau Petani

MATARAM- Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB tengah melakukan komunikasi dengan perusahaan yang selama ini membeli tembakau Virginia hasil omprongan milik petani.
Perusahaan ini diminta segera mendaftar dan menyerahkan kuota pembelian tembakau Virginia hasil omprongan pada musim tanam tahun ini. Pasalnya, sampai saat ini masih banyak perusahaan yang melakukan pendaftaran. Adapun perusahaan tembakau yang sudah melakukan pendaftaran untuk melakukan pembelian katanya, diantaranya, PT Jarum, PT Bentoel, Noto Permadi,IDS,AOE,BJS,CV Budi Jaya Sentosa dan KUD Tunggal Kayun. Lalu PT Sumber Rezeki, CV Bintang Emas, CV Karya Bersama Sejati, Kalimas Kencana dan Surya Tembakau.” Adapun untuk PT Shadana hanya beli tembakau rajang saja, tapi tidak menutup kemungkinan akan membeli tembakau omprongan atau Virginia,”kata Kepala Bidang Perkebunan Pada Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Ahmad Rifai.
– Adanya wabah Covid-19 ini menyebabkan perusahaan-perusahaan ini belum semua mendaftarkan diri. Tapi, pihaknya pro aktif untuk berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan ini. Menurut Rifai menjelaskan melihat kondisi di lapangan pada musim tanam tahun ini terjadi pengurangan areal tanam. Hal ini sebabkan harga tembakau tahun 2019 lalu yang rendah menyebabkan banyak petani yang memilik tidak menanam tembakau. Disamping itu, harga cukai tembakau yang tinggi ditambah dengan permintaan menurun. Namun berapa pengurangan dari luas areal tanam masih belum jelas, karena data dari pemerintah kabupaten belum ada, karena masih dilakukan pendataan.” Kendala yang ditemukan di lapangan itu, karena adanya Covid- 19 ini dan harga cukai yang tinggi, tapi perusahaan tetap melakukan pembelian seperti biasanya,”ujarnya.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas pertanian Lombok Timur H Masri membenarkan kalau sampai saat ini masih banyak perusahaan yang belum melaporkan diri untuk melakukan pembelian. Namun pihaknya terus melakukan komunikasi kepada perusahaan – perusahaan yang belum mendaftarkan diri untuk melakukan pembelian. ” Dari jumlah perusahaan yang ada, hanya sebelas perusahaan yang sudah mendaftar,”katanya.
Meski sudah melakukan pendaftaran, akan tetapi belum ada pembahasan harga tembakau Virginia hasil omprongan ini. Karena harga tembakau biasanya akan dibahas pada saat petani siap melakukan panen.” Kalau harga itu, biasanya saat menjelang panen,”katanya
Sejumlah petani tembakau mengaku khawatir melihat kondisi yang tidak kunjung normal. Hal ini bisa saja berdampak pada daya beli perusahaan. Ujung-ujungnya harga tembakau Virginia bisa anjlok.Salah satu petani asal Sakra Barat, Lombok Timur Amaq Elfan mengaku tanaman tembakaunya pada saat ini sudah besar. Bahkan tembakau petani rata – rata sudah melakukan pemupukan yang terakhir. Namun hingga saat ini masih banyak perusahaan yang belum melakukan aktivitas apa – apa di perusahaannya.” Kalau sudah pemupukan yang terakhir, berarti siap – siap kita menuju perbaikan oven. Setelah itu baru kita akan melakukan pengovenan,”katanya.
Kekhawatiran petani akibat terbatasnya pembelian oleh perusahaan serta harga yang anjlok, juga muncul setelah beredar informasi sejumlah perusahaan lebih memilih membeli tembakau rajangan dibandingkan tembakau omprongan. ” Disini menjadi kendala kita, seharusnya jika memang dilarang menanam, sebaiknya dari awal diinformasikan, biar petani tidak ketakutan seperti ini,”katanya. (wan)

Komentar Anda