Pertumbuhan IPM KLU Tertinggi di NTB

Fuazan Fuad (HERY/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lombok Utara (KLU) tahun 2016 mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan kabupaten/kota di NTB yaitu sebesar 1,78 persen.

Perolehan nillai pertumbuhan IPM tertinggi karena melihat Pemerintah KLU terus berupaya melakukan peningkatan nilai IPM dari tahun ke tahun. “Berdasarkan rilis resmi BPS NTB, kabupaten pertumbuhan IPM tertinggi di NTB yakni KLU. Dengan indikator penilaian pada sektor pendidikan, kesehatan dan pendapatan,” ungkap Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) KLU Fauzan Fuad kepada Radar Lombok, Selasa (18/4).

Perolehan pertumbuhan IPM tertinggi, KLU sangat layak mendapatkannya karena indikator-indikator yang menjadi penilaian mempunyai program-program yang mengarah terhadap peningkatan IPM. Meskipun IPM KLU masih terendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya yakni sebesar 62,24 persen. “Akan tetapi, jika melihat RPJMD Pemerintah KLU tergolong berani menurunkan angka-angka yang dianggap tinggi dan menargetkan peningkatan-peningkatan yang cukup besar. Dari hasil evaluasi sebagian besar target-target tersebut bisa tercapai,” terangnya.

Apresiasi kinerja kenaikan IPM yang menghasilkan gerakan tertinggi ini, maka jika Pemerintah KLU konsisten selama lima tahun ia yakin dan optimis akan bisa mengejar kabupaten lainnya. Oleh karenanya, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan SKPD secepatnya guna melakukan realisasi indikator-indikator kinerja pada tahun ini bisa melampui target. “Mana target yang belum tercapai, kita akan upayakan semaksimal mungkin bisa tercapai,” optimisnya.

Baca Juga :  Dishublutkan-Disbudpar Duet Tarik Retribusi Parkir

Ia memaparkan evaluasi kinerja Pemerintah KLU tahun 2016 mulai dari sektor pendidikan, rata-rata lama sekolah bisa tercapai 5,22 dari target 5,17, namun jumlah putus sekolah tingkat SD sederajat belum bisa tercapai hanya mampu 39 orang dari target nol orang, kemudian tingkat SMP sederajat pun hanya tercapai 58 orang dari target nol orang sedangkan tingkat SMA bisa tercapai 96 orang dari target 100 orang dengan kondisi tahun 2015 125 orang. Selain itu, angka partisipasi murni (APM) SD sederajat belum tercapai 97,32 persen dari target 98 persen dengan kondisi tahun 2015 96,37 persen, APM tingkat SMP sederajat pun belum tercapai 93,12 persen dari target 97 persen dengan kondisi tahun 2015 95,71 persen, demikiana juga angka partisipasi kasar (APK) tingkat SMA sederajat belum tercapai 71,92 persen dari target 80 persen dengan kondisi tahun 2015 75,07 persen. “Apa yang belum tercapai ini akan kita maksimalkan pada tahun ini,” tegasnya.

Sedangkan pada sektor kesehatan jumlah kasus kematian ibu belum tercapai 2 kasus dari target nol orang dengan kondisi tahun 2015 2 kasus, jumlah kasus kematian bayi (0-1 tahun) tercapai 7 orang dari target 15 orang dengan kondisi tahun 2015 22 orang/kasus, presentase balita gizi kurang belum tercapai dari target 1 persen baru tercapai 1,57 persen dengan kondisi 2015 1,26 persen, presentase ibu hamil KEK belum tercapai dari target 17,5 persen hanya mampu 22,1 persen dengan kondisi 2017 sebesar 20,58 persen, dan presentase ibu hamil anemia belum tercapai dari target 14 persen hanya mampu 17,1 persen dengan kondisi tahun 2015 sebesar 16,79 persen.

Baca Juga :  Senyum Danny Tanggapi Polemik Tokoh Gerindra

Sementara pendapatan pertumbuhan sektor pertanian dan ekonomi juga masih belum tercapai, sehingga diperlukan genjotan. Jika melihat pelayanan dasar seperti jalan belum tercapai dari target 55 persen atau 220 km baru tercapai 45,56 persen atau 181,83 km dengan kondisi tahun 2015 85 persen atau 177,65 km, jadi jika melihat capaian jalan mantap bertambah 4,18 km. kemudian, cakupan air bersih perpipan dari target 75 persen baru tercapai 69,91 persen dengan kondisi tahun 2015 71 persen. Untuk rumah tangga yang mengakses listrik mencapai target 93,56 persen dari target 88,66 persen dengan kondisi tahun 2015 85,86 persen. “Dan rumah tidak layak huni masih belum tercapai 88,35 persen dari target 90,35 persen dengan kondisi tahun 2015 88,35 persen. Dari sejumlah indikator-indikator ini telah ada program yang dilakukan, meskipun belum tercapai tapi telah ada upaya yang dilakukan pemerintah KLU,” pungkasnya. (flo)

Komentar Anda