GIRI MENANG– Lombok Barat punya aset daerah berupa tanah di Amor-amor dan Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dua titik ini diyakini oleh Pemkab Lombok Barat tidak masuk sebagai bagian dari aset yang diserahkan ke KLU pada waktu pemekaran dulu. Sebagai bentuk penegasan bahwa itu tanah Lombok Barat, Pemkab akan membangun guest house (penginapan) baik di Amor-Amor maupun Gili Trawangan.
Di Amor-Amor, lahan Pemkab Lombok Barat seluas 60 hektar, sementara di Gili Trawangan ada 24 are. Penegasan status tanah ini disampaikan oleh Kepala Kantor Aset Daerah (KAD) Lombok Barat Mahnan di Giri Menang kemarin. “ Di Gili Trawagan kedepan akan dibangun guest house sebagai sarana promosi pariwisata Lombok Barat. Kita manfaatkan terkenalnya Gili Trawangan lewat pemanfaatan aset kita disana itu,” ungkap Mahnan.
Sebelumnya aset di Amor-Amor maupun di Gili Trawangan menjadi kontroversi. KLU merasa itu adalah miliknya. Sementara Lombok Barat tetap menganggap itu miliknya walaupun secara geografis berada di wilayah KLU. Mahnan menegaskan bahwa kepemilikan aset di luar kabupaten adalah lumrah san sah. Misalnya Pemprov NTB yang punya aset di banyak daerah. “ Memang ini ranahnya kepala daerah untuk bertemu,” ungkapnya.
Di Amor-Amor ada sebagian milik Pemprov. Sehingga ini perlu dicarikan solusinya.
Saat memekarkan KLU, Lombok Barat memang menyerahkan aset-aset yang ada menjadi milik KLU. Khususnya aset yang berkaitan dengan pelayanan dasar seperti gedung sekolah, Puskesmas dan sarana lain untuk mendukung pelayanan pemerintahan. Sementara, kekayaan daerah yang lain seperti aset lahan tidak semuanya diserahkan. Hal itu sesuai amanat UU Nomor 26 tahun 2008 tentang pembentukan KLU. Di dalamnya dijelaskan penyerahan aset ke di KLU dan itu sudah dilakukan sejak tahun 2013 sebesar 111 miliar lebih dan tahun 2016 dalam masuk LHP BPK hasil audit BPK tahun 2015, memang masih ada aset yang belum diserahkan, termasuk yang di Amor-Amor dan di Gili Trawangan.(flo)
