Perpusdes Bungtiang Minim Fasilitas

PERPUSDES: Kepala Desa Bungtiang, Marzuki Ikhsan saat berada di ruangan Perpusdes, dan menunjukkan buku-buku yang masih berserakan, karena memang tidak ada rak buku (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Dari enam desa di Kecamatan Sakra Barat, ternyata hanya Desa Bungtiang saja yang telah memiliki fasilitas Perpustakaan Desa (Perpusdes), untuk menunjang peningkatan sumber daya manusia (SDM) masyarakat.

Kepala Desa Bungtiang, Marzuki Ihsan mengatakan Perpusdes yang sudah dibangun dari ADD itu hingga kini memang belum diresmikan, karena perlengkapan Perpusdes tidak lengkap. ”Kita saat ini sudah membuka saja. Karena anak-anak setiap hari berkumpul disini untuk mencari buku buku yang dibutuhkan,” ungkapnya Rabu kemarin (5/10).

Untuk membeli berbagai kelengkapan sesuai perpustkaan pada umumnya, diakui dana yang diharapkan hingga kini belum keluar. Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan anak-anak membaca, pihaknya memakai dana yang ada dulu untuk membeli buku. “Karena itu, buku-buku yang ada saat ini baru hanya buku bacaan tentang budidaya saja. Untuk buku pelajaran kita belum punya, karena dana tidak ada,” jelas Marzuki.

Selain buku yang tidak ada, rak tempat menaruh buku juga belum mampu dibeli, sehingga buku-buku terpaksa ditumpuk dilantai, dan berserakan. ”Namun biar berserkan seperti ini, anak anak itu paling senang. Karena mereka lebih leluasa memilih bacaan, sambil bermain,” ujarnya.

Disampaikan, Perpusdes yang dibangun desanya tak hanya digunakan untuk kepentingan membaca saja. Namun juga dipakai tempat pelaksanaan kursus komputer untuk masyarakat desa, dengan tujuan masyarakat bisa menggunakan dan belajar komputer dengan gratis. ”Untuk kursus komputer ini kita tidak menarik biaya. Kita berikan gratis, asalkan mau belajar,” ungkapnya.

Kursus computer sudah berjalan selama sebulan lanjut Marzuki, dan rata-rata pesertanya dari kalangan pelajar, baik dari tingkat SMP dan SMA. “Rencana sasaran kita adalah para pemuda yang masih menganggur, dan ibu rumah tangga. Namun karena jumlah komputer yang hanya tiga unit, akhirnya ibu-ibu itu tidak betah belajar. Padahal mereka sangat ingin mengisi waktunya dengan belajar komputer,” bebernya.

Untuk itu sambungnya, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan SDM, pihaknya akan menysisihkan ADD tahap dua yang menurut informasi sudah keluar. Hanya saja sampai saat ini dana itu tak kunjung bisa dicairkan. “Saya juga bingung dengan dana ini. Itu makanya semua kepada desa akan menanyakan dana itu,” ucapnya. (cr-wan)

Komentar Anda