Perjuangan Warga Maringkik Mendapatkan Air Bersih

Lebih Baik tak Ada Beras Ketimbang tak Ada Air

Hal senada diakui oleh Amaq Hadir. Menurutnya, air PDAM yang masuk ke wilayah Maringkik kadang ada dan tidak. Bahkan saat ini, debit air yang masuk desa didapatkan tiga kali semingu, dengan masing-masing jatah3 hingga 4 ember saja.

“Untuk mendapatkan air bersih ini desa membaginya dengan tiga jadwal, satu hari untuk Dusun Maringkik Utara, dilanjutkan dengan Maringkik Selatan dan Maringkik Utara, sehingga dusun yang pertama dapat harus menunggu selama tiga hari,”akunya.

Baca Juga :  Di Balik Rencana Penggusuran Warga Karang Kerem

Sebelum mendapatkan jatah warga harus menunggu selama tiga hari. Tentunya,warga dusun yang pertama kali mendapatkan air dari PDAM masyarakat harus membeli ke salah satu warga yang menjadikan air bersih usaha sehari –hari. Dengan membeli seharga Rp 5 ribu per jerigen.” Itu yang kita herankan disini, air yang dibeli oleh warga selalu ada, tetapi air yang sampai di Maringkik tidak ada. Sementara bayaran selalu kita keluarkan,” kesalnya.

Baca Juga :  Lembah Hijau Destinasi Wisata Berbasis Pendidikan Alam

Akan tetapi sambung salah satu warga, H. Bahtiar. Menurutnya, warga siap membeli air bersih dengan harga berapapun. Karena bagi masyarakat Maringkik, air bersih jauh lebih penting dari beras. “ Kenapa saya katakana begini? Kalau beras bisa kita pinjam di tetangga, sementara air bersih tidak bisa, karena kita sama-sama tidak punya cadangan,”katanya.

Komentar Anda
1
2
3