Perjuangan Arifin Menghijaukan Pantai Kongok

Inisiatif Sendiri Tanam Pohon, Ingin Pantai Kembali Sejuk

Perjuangan Arifin Menghijaukan Pantai Kongok
INISIATIF SENDIRI: Arifin di sela-sela menanam pohon Waru di pesisir Pantai Kongok Desa Meninting Kecamatan Batulayar, Sabtu lalu (21/10). (Lukmanul Hakim/Radar Lombok)

Pantai Kongok menyimpan potensi wisata bahari khususnya untuk  surfing. Hampir setiap hari, pantai ini ramai dikunjungi pecinta olahraga air. Namun, potensi wisata yang begitu luar biasa tersebut, justru  luput dari perhatian pemerintah daerah.


LUKMANUL HAKIM – GIRI MENANG


Pantai Kongok treletak di Desa Meninting Kecamatan Batulayar Lombok Barat. i pesisir pantai ini dulunya lebat dengan pohon-pohon besar. Puluhan pohon Waru timbuh rimbun dan  memberi suasana teduh dari sengatan panas matahari. Namun, suasana sejuk dan teduh itu, sirna seketika, tepatnya dua hari jelang memasuki bulan puasa Ramadan tahun 2017 lalu.

Baca Juga :  Upaya Warga Jadikan Kampung Bugis sebagai Kampung Wisata

Banjir besar di Kali Meninting menghancurkan sejumlah bangunan  dan rumah nelayan. Bahkan, pohon-pohon di pinggir pantai ini tumbang dan hanyut dihantam banjir.  Pantai ini kini terlihat gersang. Arifin yang sehari-hari beraktivitas di pantai ini prihatin. ”Tidak ada lagi pohon-pohon rindang tempat nelayan maupun pengunjung berteduh,” tuturnya di sela-sela menanam pohon Waru Sabtu lalu (21/10).

Dia pun tergerak untuk menghijaukan kembali pantai ini. Niatnya ini diutarakan kepada teman-temannya sesama nelayan. Dibantu dua rekannya sesama nelayan yakni Sudirman dan Kasrul, Arifin mulai menanam pohon Waru. Kini, lebih dari 30 pohon  Waru yang sudah ternanam rapi di pesisir pantai Kongok.  Bibit-bibit pohon itu diusahakan dengan mencari sendiri.

Pohon yang ditanam sejak Agustus lalu, kini sudah mulai tumbuh hidup dan mengeluarkan daun berwarna kehijauan.“Menanam pohon ini inisiatif saya sendiri. Saya ingin pantai ini indah dan sejuk. Sehingga orang yang berkunjung bisa nyaman dan tidak kepanasan, karena ada tempat berteduh,” ungkap pria 57 tahun ini.

 Arifin sehari-hari bekerja sebagai nelayan.

Sebelum berangkat melaut sore hari, dia  menyempatkan diri untuk menanam pohon Waru di sepanjang pinggir pantai.  Bapak   lima anak ini, mengaku tergerak hatinya untuk menanam pohon kayu di kawasan pinggir pantai, karena selain sebagai tempat tinggalnya sehari-hari¸juga sebagai ladang amal ibadahnya jika masyarakat a tau pengunjung yang datang dapat menikmati pantai dengan senang. Jika mengandalkan pemerintah untuk kembali menata pantai tersebut, dengan memulai penanaman pohon, maka akan cukup sulit. Apalagi, menata kembali pantai Kongok, berkunjung ke lokasi untuk melihat dampak banjir saja tidak pernah dilakukan. “Bagaimana mau menata pantai, kami nelayan yang jadi korban banjir, peralatan tangkap ikan, seperti jaring dan lainnya habis hanyut. Apalagi dapat bantuan alat nelayan, datang saja pemerintah tidak pernah kesini,” tuturnya.

Baca Juga :  Berkunjung ke “Kampung Halal” Karang Jangkong Mataram

Menanam pohon Waru dan Cemara di kawasan pantai Kongok, sudah dilakoninya sejak puluhan tahun silam. Pohon-pohon yang ditanam itu, sebagian masih ada yang berdiri tegak dan puluhan lainnya, ikut  roboh dan hanyut di terjang banjir. “Tahun depan, insya Allah pohon Waru ini sudah besar dan akan bisa menaungi pengunjung, sehingga sejuk dan nyaman kembali,” tutupnya.(*)

Komentar Anda